WahanaNews.co | Perusahaan telekomunikasi AT&T dan Verizon memulai peluncuran layanan 5G di Amerika Serikat (AS) dan diwarnai dengan beberapa maskapai penerbangan internasional yang membatalkan penerbangan.
Maskapai ini khawatir peluncuran jaringan seluler tersebut bisa membahayakan keselamatan.
Baca Juga:
Garuda Indonesia Tambah 3 Rute Penerbangan Internasional, Ini Jadwal dan Rutenya
Peluncuran layanan tersebut tetap dilakukan tanpa menimbulkan gangguan besar pada penerbangan setelah diambil keputusan oleh perusahaan untuk mengurangi skala jaringan 5G di dekat bandara.
Perusahaan telekomunikasi ini menghabiskan puluhan miliar dolar untuk mendapatkan lisensi jaringan 5G tahun lalu.
Tetapi kelompok industri penerbangan sempat menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan pada altimeter radio pesawat, yang dapat beroperasi pada frekuensi yang sama.
Baca Juga:
Direncanakan Akhir Tahun Bandara KNIA Buka Tujuh Rute Penerbangan Internasional ke Asia Selatan
Frekuensi ini sangat penting untuk pendaratan di malam hari atau dalam cuaca buruk.
Baik AT&T maupun Verizon pekan ini sepakat untuk mengurangi skala jaringan 5G di dekat bandara, menyusul protes dari maskapai penerbangan AS.
Sekelompok maskapai telah memperingatkan peluncuran itu akan menyebabkan gangguan massal.
Terlepas dari pengurangan tersebut, sejumlah maskapai internasional sempat membatalkan penerbangan ke AS dari jadwal Rabu (19/1/2022). Tetapi tidak ada pembatalan secara massal dan beberapa perusahaan berencana untuk melanjutkan layanan pada hari berikutnya.
Pada Kamis (20/1/2022) pagi waktu setempat, sebanyak 473 penerbangan melalui bandara AS telah dibatalkan, menurut situs pelacakan FlightAware.
Angka ini turun dari jumlah minggu lalu ketika tidak ada gangguan besar.
Maskapai yang membatalkan penerbangan Rabu di antaranya Air India, ANA, dan Japan Airlines. Ketiga perusahaan mengatakan pihaknya akan memulihkan rute tersebut pada hari berikutnya.
"Penerbangan Delhi ke JFK kami berangkat pagi ini pukul 7 pagi (0130 GMT)," kata juru bicara Air India, Kamis.
Ia menambahkan bahwa maskapai juga akan mengoperasikan penerbangan ke San Fransisco dan Chicago.
ANA dan Japan Airlines juga mengatakan akan melanjutkan penerbangan pada Kamis, setelah ada jaminan dari regulator di Federal Aviation Administration (FAA) di Washington.
"Karena peluncuran layanan 5G di AS kini telah ditunda sebagian, pengoperasian penerbangan ANA mulai 20 Januari akan mengikuti jadwal normal," kata Presiden ANA Yuji Hirako dalam pernyataan resmi.
FAA Mulai Berubah Haluan
FAA mengatakan pada Rabu bahwa mereka sekarang telah menyetujui 62% armada komersial AS untuk melakukan pendaratan dengan visibilitas rendah di bandara dengan 5G.
Angka persetujuan ini naik dari hanya 45% pada Minggu (16/1/2022).
"Bahkan dengan persetujuan ini, penerbangan di beberapa bandara mungkin masih terpengaruh," kata badan tersebut.
"FAA juga terus bekerja dengan produsen untuk memahami bagaimana data radar altimeter digunakan dalam sistem kontrol penerbangan lainnya. Penumpang harus memeriksa dengan maskapai mereka untuk jadwal penerbangan terbaru," jelasnya.
Pada Rabu AT&T mengatakan layanan berkecepatan tinggi tersedia di bagian terbatas dari delapan wilayah metropolitan utama di seluruh AS.
Sementara Verizon mengatakan sekarang menyediakan cakupan jaringan 5G untuk 90 juta orang Amerika
FAA mengatakan pada Rabu bahwa mereka sekarang telah menyetujui 62% armada komersial AS untuk melakukan pendaratan dengan visibilitas rendah di bandara dengan 5G.
Angka persetujuan ini naik dari hanya 45% pada Minggu (16/1/2022).
"Bahkan dengan persetujuan ini, penerbangan di beberapa bandara mungkin masih terpengaruh," kata badan tersebut.
"FAA juga terus bekerja dengan produsen untuk memahami bagaimana data radar altimeter digunakan dalam sistem kontrol penerbangan lainnya. Penumpang harus memeriksa dengan maskapai mereka untuk jadwal penerbangan terbaru," jelasnya.
Pada Rabu AT&T mengatakan layanan berkecepatan tinggi tersedia di bagian terbatas dari delapan wilayah metropolitan utama di seluruh AS.
Sementara Verizon mengatakan sekarang menyediakan cakupan jaringan 5G untuk 90 juta orang Amerika. [rin]