WahanaNews.co | Tidak dihadiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Korea Utara mengonfirmasi bahwa mereka menguji coba rudal jelajah jarak jauh dan hulu ledak taktik pada pekan ini. Pyongyang mengklaim rudal-rudal tersebut berhasil mencapai pulau target.
"Akademi Ilmu Pertahanan DPRK (Korut) menguji coba sistem rudal jelajah jarak jauh terbaru dan uji tembak untuk memastikan kekuatan hulu ledak konvensional dari rudal taktis darat-ke-darat yang dilakukan pada 25 dan 27 Januari," demikian pernyataan media propaganda Korut, KCNA.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Menurut pernyataan KCNA itu, Korut menguji coba sistem rudal jelajah jarak jauh pada Selasa (25/1). Uji coba ini melibatkan dua rudal yang terbang selama 9,137 detik di Laut Timur Korea.
Korut mengklaim kedua rudal tersebut berhasil mencapai pulau yang ditargetkan. Pulau itu berjarak 1.800 kilometer dari lokasi awal penembakan.
Setelah itu, Korut menguji coba hulu ledak konvensional dari rudal taktis darat-ke-darat, kemarin. Dalam uji coba ini, Korut meluncurkan dua rudal taktis dan diklaim juga mencapai pulau yang ditargetkan.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
Kim Jong-un, dalam kunjungannya ke pabrik amunisi Korut, Kim memuji "kemajuan [Korut] dalam memproduksi senjata utama."
"Pabrik ini menduduki posisi dan tugas yang sangat penting dalam memodernisasi angkatan bersenjata negara dan mewujudkan strategi pengembangan pertahanan nasional," ujar Kim, seperti dikutip Reuters.
Namun, KCNA tidak memberikan detail senjata dan lokasi pabrik amunisi ini.
Secara keseluruhan, Korea Utara sudah enam kali menguji coba senjata mereka per Januari 2022. Uji coba ini menuai kecaman dari komunitas internasional dan dorongan sanksi baru dari Amerika Serikat.
Sekretaris Pers Kementerian Pertahanan AS, John Kirby, mengutuk peluncuran senjata Korut ini. Ia menilai uji coba tersebut dapat mengganggu stabilitas, dan meminta Pyongyang untuk "menghentikan provokasi ini."
Sementara itu, Uni Eropa menyebut uji coba ini mengancam keamanan dan perdamaian kawasan. Badan itu juga mendorong upaya penyelesaian masalah ini dengan diskusi. [bay]