Kemenangannya menandai momen bersejarah di Jepang, negara dengan tingkat representasi politik perempuan yang rendah di antara negara-negara maju.
Lahir pada 7 Maret 1961 di Prefektur Nara, Takaichi berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya buruh pabrik otomotif dan ibunya polisi prefektur.
Baca Juga:
Jokowi: Cuma 13 Tahun Lagi Indonesia Tentukan Nasib Negara Maju atau Tidak
Lulusan Universitas Kobe itu melanjutkan studi di Institut Pemerintahan dan Manajemen Matsushita. Ia dikenal sebagai pekerja keras dan pernah menjadi penabuh drum band heavy metal saat kuliah.
Sebelum terjun ke politik, Takaichi bekerja sebagai pembawa acara di TV Asahi dan Fuji TV. Ia memenangkan kursi pertamanya di parlemen pada 1993 dan kemudian bergabung dengan LDP.
Sebagai murid politik mantan PM Shinzo Abe, Takaichi pernah menjabat di kabinet Abe dan Fumio Kishida. Ia juga dikenal kerap mengunjungi Kuil Yasukuni, simbol kontroversial masa perang Jepang.
Baca Juga:
Luhut Pandjaitan Beberkan Alasan Negara Maju Protes Kebijakan Hilirisasi Tambang Jokowi
Berhaluan konservatif dan nasionalis, Takaichi sering disebut “Wanita Besi” Jepang karena gaya kepemimpinannya yang tegas ala Margaret Thatcher.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.