Propaganda, yang menyebarkan “pro-AS”, narasi di komunitas online di Rusia, Cina, dan Iran, memanfaatkan banyak profil palsu dan mungkin telah bertahan dalam aktivitasnya selama lebih dari satu dekade.
Twitter mengatakan bahwa sekitar 299.566 cuitan telah dikirim oleh 146 akun palsu antara Maret 2012 dan Februari 2022.
Baca Juga:
Bisa Jadi Saingan Google, Meta Kembangkan Mesin Pencari AI Sendiri
Sementara itu, kumpulan data Meta yang dibagikan kepada peneliti termasuk 39 profil Facebook, 16 halaman, dua grup, dan 26 akun Instagram yang aktif dari 2017 hingga Juli 2022.
Meskipun atribusi khusus untuk kampanye tidak tersedia, tetapi Twitter mengatakan bahwa "negara asal yang diduga" aktivitas tersebut berasal dari AS dan Inggris Raya, dan Meta mengklaim bahwa "negara asal" adalah AS, kata laporan itu.
“Kampanye ini secara konsisten memajukan narasi yang mempromosikan kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya sambil menentang negara-negara termasuk Rusia, China, dan Iran,” tulis laporan tersebut.
Baca Juga:
Bos-bos Teknologi Klaim smartphone Bakal Segera Punah, Bakal Ada Chip Neuralinks
Lebih dalam, akun tersebut juga sangat mengkritik Rusia khususnya aras kematian warga sipil yang dilakukan tentara Kremlin.
Khususnya, perihal invasinya ke Ukraina.
Selain itu, Grossman juga mencatat bahwa tidak ada yang unik dari metode yang digunakan, operasi tersebut menggunakan taktik yang sama, seperti foto profil yang dibuat oleh AI, meme, kartun politik.