WahanaNews.co | Beberapa kali, China dan Indonesia terlibat ketegangan di Zona Ekonomi Ekslusif alias ZEE Natuna Utara.
Acapkali kapal survei dan coast guard China hadir di sana mengganggu eksplorasi minyak bumi lepas pantai Indonesia.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
China berani melakukan itu kepada Indonesia karena militer mereka sangat kuat.
Dalam setahun, galangan kapal China mampu meluncurkan 12-14 unit kapal perang tipe Fregat, LHD atau Destroyer.
Kemampuan galangan kapal China ini menjadi yang tertinggi di dunia dimana dalam satu bulan mereka launching kapal perang baru.
Maka mereka jelas berani mengklaim 80 persen perairan Indo Pasifik, sekelas negara Jepang saja harus keringat dingin menghadapi agresi maritim China ini.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Salah satu sikap pongah semena-mena China kepada Indonesia adalah protes Beijing atas pengeboran minyak lepas pantai di Natuna Utara.
Padahal, Natuna Utara milik NKRI, sah dan diakui PBB.
Tapi China malah melayangkan protes di wilayah kedaulatan bangsa lain.
"Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami," kata seorang anggota parlemen Indonesia di komite keamanan nasional, Muhammad Farhan dikutip dari Reuters, Rabu 11 November 2021.
Isi surat dari pemerintah China itu juga bernada ancaman.
"(Surat itu) sedikit mengancam karena itu adalah upaya pertama diplomat China untuk mendorong agenda sembilan garis putus-putus mereka terhadap hak-hak kami di bawah Hukum Laut," kata Farhan.
Untungnya Indonesia langsung bergerak cepat dalam menangani protes China ini.
Amerika Serikat (AS) langsung dipepet Indonesia karena cuma Paman Sam yang saat ini mampu mengungguli armada perang China.
Setali tiga uang AS menyambut semua keberatan Indonesia atas China dengan menyatakan siap membantu NKRI mempertahankan Natuna Utara.
"Amerika Serikat dan Indonesia memiliki visi yang sama tentang kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, termasuk komitmen terhadap kebebasan navigasi dan penerbangan.
Indonesia adalah pemimpin di ASEAN dan jangkar tatanan berbasis aturan di Indo-Pasifik. Amerika Serikat tetap terlibat secara mendalam di Indo-Pasifik, dan kami serta mitra kami percaya bahwa cara terbaik untuk mencegah konflik adalah dengan memperkuat nilai-nilai bersama kami," lapor state.gov.
AS akan mengirimkan bantuan militer ke Indonesia berupa alutsista dan latihan perang bersama.
"Kami mendukung upaya kuat Indonesia untuk menjaga hak maritimnya dan melawan agresi RRT di Laut Cina Selatan, termasuk di zona ekonomi eksklusifnya di sekitar Kepulauan Natuna," tegas state.gov.
Kemudian Indonesia juga sudah mengirim surat ke PBB yang intinya menolak klaim China di ZEE Natuna Utara.
"Indonesia pada Mei 2020 mengirim surat kepada PBB yang menolak klaim historis Beijing di laut yang ditunjukkan dengan peta sembilan garisnya," ujar Baladas dikutip dari indianarrative.com.
Dukungan juga datang dari India dimana Indonesia berhak menggunakan semua sumber dayanya untuk mempertahankan Natuna Utara.
Salah satunya ialah bekerja sama dengan Inggris dan Rusia mengebor minyak di Natuna Utara.
"Indonesia tidak ingin memihak antara dua kekuatan saingan meskipun semua intimidasi China. Dan dia mengadopsi strategi cerdik di Inggris dan Rusia untuk menghadapi tekanan China. Jakarta mencari dukungan dari konsorsium Harbour Energy Inggris dan perusahaan minyak negara Rusia Zarubezhneft," ujar Prof.Baladas Ghoshal yang dari Universitas Jawaharlal Nehru kepada India Narrative.
Dengan adanya kerja sama ini Natuna Utara aman dari gangguan China walau Indonesia tak mengerahkan militer ke sana dalam satu waktu.
Baladas memuji langkah Indonesia ini sebagai usaha cerdik, melawan otot dengan otak.
"Indonesia mengklaim keberhasilan dalam usaha mereka, yang oleh beberapa analis disebut sebagai kemenangan besar atas China," tegasnya.
Bukan cuma Baladas, pengamat militer asal China, Luo Yungkun juga memperingatkan agar jangan ganggu Indonesia.
Karena Indonesia punya SDM SDA menyerupai China dan sangat mungkin menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Dengan perekonomian terbesar maka pertahanan Indonesia juga pasti akan meningkat pesat.
"Tujuan strategis nasional Indonesia adalah untuk menjadi negara besar, dan ambisi ini selalu ada," ujar Luo dikutip dari sohu.com, 12 Februari 2022.
Walau masih ada kekurangan di industri pertahanannya, tapi secara wilayah, geografis hingga perkembangan ekonomi Indonesia punya modal kuat jadi super power.
" Letak geografis, wilayah, dan perkembangan ekonomi Indonesia merupakan faktor yang menguntungkan untuk disebut sebagai negara besar, tetapi masih ada kekurangan yang jelas dalam kekuatan pertahanan nasional," jelasnya.
Luo yakin bila Indonesia sudah memaksimalkan semua potensinya, maka pertahanan nasional negara itu bakal cepat dimodernisasi.
Hasilnya otot militer Indonesia akan sangat kuat.
"Didorong oleh ambisi negara sebesar itu, ia akan secara aktif mempromosikan modernisasi pertahanan nasional," papar Luo.
sohu.com juga menyebut pembelian fregat FREMM dan Arrowhead menyulap armada Indonesia mempunyai kekuatan pukul tambahan.
"Fregat baru yang disebutkan di atas dilengkapi dengan radar array bertahap, sistem peluncuran vertikal dan berbagai jenis rudal, dan memiliki kemampuan pertahanan udara, anti-kapal dan anti-kapal selam yang kuat. Fregat baru ini umumnya memiliki bobot perpindahan penuh lebih dari 6.000 ton, jauh melebihi frigat yang beroperasi aktif Angkatan Laut Indonesia, dan memiliki kemampuan tempur laut yang kuat," jelas sohu.com.
Salah satu syarat Indonesia memiliki militer yang kuat untuk menangkal agresi maritim China di Natuna Utara cuma satu, yakni dukungan sepenuh hati seluruh masyarakat kepada pemerintah untuk memperkuat pertahanan. [rin]