WahanaNews.co | Pasukan penjaga perbatasan Tajikistan dan Kirgistan kembali baku tembak pada Jumat (16/9/2022) pagi, seiring meningkatnya ketegangan sejak awal pekan ini.
Pejabat militer Kirgistan menuduh Tajikistan melakukan "serangan berbahaya di perbatasan dan fasilitas sipil" dan mengklaim bentrokan sporadis terjadi "di sepanjang perbatasan."
Baca Juga:
Indonesia-Tajikistan Bahas Potensi Kerja Sama Energi Terbarukan
Situasi tetap tegang pada pukul 3 pagi GMT.
Pemerintah di Bishkek dilaporkan memerintahkan evakuasi warga dari beberapa daerah perbatasan.
Tajikistan sebaliknya mengklaim penjaga perbatasan Kirgistan telah menembaki salah satu pos perbatasan mereka dengan mortir.
Baca Juga:
RI-Tajikistan Jajaki Peluang Kerja Sama Bidang Industri dan Infrastruktur
Tajikistan menuduh negara tetangganya melakukan “serangan bersenjata” tanpa alasan di beberapa permukiman.
Tidak ada konfirmasi resmi tentang kematian akibat gejolak terbaru.
Insiden serupa pada Rabu pagi merenggut nyawa satu tentara, dengan beberapa prajurit lainnya terluka.
Ketegangan kadang-kadang melonjak antara kedua negara Asia Tengah, karena mereka tidak dapat sepenuhnya menyetujui perbatasan sepanjang 1.000 km.
Sementara Rusia tidak memiliki perbatasan bersama, kedua negara bekas Soviet adalah bagian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), pakta pertahanan bersama yang mirip dengan blok NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS), yang terdiri dari enam bekas republik Soviet, juga termasuk Rusia, Armenia, Belarusia, dan Kazakstan.
Dalam insiden perbatasan terpisah pekan ini yang melibatkan anggota CSTO lainnya, Armenia menuduh Azerbaijan meluncurkan serangan artileri dan drone pada Selasa pagi.
Puluhan tentara di kedua belah pihak tewas dalam baku tembak berikutnya.
Namun, setelah Yerevan mencari bantuan dari blok militer, Azerbaijan mengusulkan “gencatan senjata kemanusiaan.” [gun]