WahanaNews.co | Iran akan mengerahkan kapal perang ke Atlantik untuk pertama
kalinya dalam sejarah.
Hal ini memicu spekulasi di kalangan
media Amerika Serikat (AS) terkait ke mana kapal itu pergi dan muatan apa yang
dibawa oleh kapal tersebut.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Angkatan Laut Iran akan menerima
pengiriman beberapa kapal perang baru, termasuk hovercraft, yaitu peluncur rudal yang dikembangkan
di dalam negeri, sebelum akhir tahun.
Hal ini diungkapkan oleh Komandan
Angkatan Laut, Hossein Khanzadi.
"Saya telah mengikuti rencana
pembangunan hovercraft ini selangkah
demi selangkah, dan Kementerian Pertahanan telah
berjanji untuk mengirimkan kapal ini yang dilengkapi dengan rudal, ke Angkatan
Laut pada bulan Desember," kata Khanzadi, dalam
pidato pada Sabtu (10/7/2021), dikutip kantor berita Tasnim.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Khanzadi menambahkan, Angkatan Laut
Iran juga akan mendatangkan kapal lainnya, termasuk
Damavand, yaitu kapal perusak kelas Moudge, dan Konarak, yaitu kapal perang
baru.
Mereka akan bergabung dengan armada
pada musim gugur.
Khanzadi menambahkan, sebuah kapal
intelijen jarak jauh yang tidak disebutkan namanya akan mulai beroperasi dalam
waktu dekat untuk melengkapi kemampuan pelayaran laut Iran yang masih baru.
Dia mengatakan, sebuah perusahaan Iran
telah merancang dan membangun mesin diesel laut baru untuk Angkatan Laut, untuk
memperluas jangkauan dan kemandirian di bidang ini.
Khanzadi mengatakan, pengerahan kapal
perang itu membawa pesan khusus terkait dukungan Iran untuk dunia yang
tertindas.
Kapal perusak Sahand Iran dan kapal
pendukung Makran berlayar ke Samudra Atlantik pada Mei.
Venezuela
Media AS melaporkan bahwa armada
tersebut kemungkinan membawa senjata ke Venezuela.
Media AS memperdebatkan apakah
Washington memiliki hak hukum untuk mengerahkan aset angkatan laut dan mencoba
menghentikannya.
Namun, ternyata,
AS tidak bisa menghentikan kapal perang Iran tersebut.
"Armada kami hadir di pantai
(Gambia) minggu lalu," kata Khanzadi.
Pernyataan Khanzadi tersebut mengacu
pada arahan telah diberikan oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, untuk mengerahkan kapal-kapal Iran dari sejumlah
negara seperti Gambia.
Di negara itu, AS membawa budak Afrika
ke Amerika berabad-abad yang lalu.
"Tentu saja, sebagian dari
kehadiran itu adalah karena Amerika mengatakan Iran tidak dapat hadir di
Atlantik. Amerika Serikat khawatir bahwa hari ini, untuk pertama kalinya dalam
sejarah Iran, gerbang Atlantik telah dibuka untuk kita," ujar Khanzadi.
"Amerika telah mendirikan pangkalan di
sekitar kita selama bertahun-tahun, dan hari ini mereka ketakutan ketika kita
berada 5.000 km jauhnya. Ketakutan ini karena kehadiran Iran mematahkan
hegemoni Amerika Serikat," kata Khanzadi, melanjutkan.
Terkait dengan perbatasan maritim
Iran, Khanzadi menekankan bahwa keamanan mereka telah terjamin.
Dia memastikan tidak ada kapal asing
mana pun yang dapat hadir di daerah itu tanpa diawasi oleh militer Iran,
termasuk drone Angkatan Laut dan
Angkatan Udara.
"Bagi Israel untuk hadir dalam
geografi kami seperti mimpi dan fatamorgana," ujar Khanzadi, merujuk pada
persaingan regional Iran dengan Israel. [qnt]