WahanaNews.co | Sejarah tercipta di Qatar.
Untuk pertama kalinya Kerajaan di Timur Tengah itu menggelar pemilu legislatif.
Baca Juga:
William Burns CIA Kunjungi Doha Bahas Pertukaran Sandera Gaza
Pemilu digelar pada Sabtu (2/10/2021).
Warga Qatar pemegang hak suara akan memilih wakilnya di legislatif atau Dewan Syura.
Penyelenggaraan pemilu mendapat sambutan hangat dari warga setempat.
Baca Juga:
Gelar Nobar Timnas, Pj Wali Kota Bekasi Prediksikan Skor 3-1 Indonesia vs Uzbekistan
Mereka berbondong-bondong antre di tempat pemungutan suara untuk menggunakan hak pilihnya.
"Ini adalah pengalaman pertama bagi saya, berada di sini dan bertemu orang-orang, membicarakan hal-hal yang kami butuhkan ini," kata Khalid Almutawah, seorang pemegang suara serta kandidat legislatif dari distrik Markhiya, seperti dikutip dari Reuters.
Sedangkan kandidat legislatif lainnya, Sabaan Al Jassim, mengaku gembira atas terselenggaranya pemilu.
Sebab, warga Qatar kini memiliki peran lebih dalam menentukan arah bangsa dan negara.
"Pada akhir hari ini rakyat Qatar mereka akan menjadi bagian dari pengambilan keputusan," kata Sabaan Al Jassim, 65 tahun.
Pada pemilu ini para calon anggota legislatif akan berebut 30 kursi dari 45 kursi Dewan Syura.
Sebanyak 15 kursi lainnya akan ditunjuk langsung Emir Qatar.
Ada 183 calon legislatif yang bertarung di Pemilu Qatar.
Sebanyak 26 di antaranya adalah caleg perempuan.
Eksperimen Baru
Qatar baru pertama kali menggelar pemilu karena pemerintahannya berbentuk monarki absolut.
Keluarga Al-Thani berkuasa penuh di negeri tajir ini.
Oleh karena itu, digelarnya pemilu legislatif di Qatar menjadi sorotan dunia.
Peneliti dari Pusat Studi Timur Tengah Universitas Negara Bagian Georgia di AS, Allen Fromherz, menilai ada pertanda penting yang ingin disampaikan keluarga Al-Thani lewat pemilu.
Indikasi paling kuat, keluarga Al-Thani ingin menunjukkan secara simbolis pembagian kekuasaan, terutama dengan suku asli di Qatar.
Sementara itu, pada Agustus lalu Wakil PM yang juga Menlu Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, mengakui pemilu sebagai eksperimen baru di negaranya.
Oleh karena itu, di tahun pertama Dewan Syura belum akan bisa menjalankan tugas penuh sebagai parlemen.
Penyelenggaraan pemilu di Qatar membuat negara tersebut masuk dalam catatan sejarah demokrasi di Timur Tengah.
Sebab, sebelum Qatar hanya Kuwait monarki di jazirah Arab yang menyelenggarakan pemilu. [dhn]