WahanaNews.co | Presiden China Xi Jinping berencana mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk pertama kalinya sejak konflik antara Moskow dan Kiev dimulai.
The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan hal tersebut pada Senin (13/3/2023), mengutip sumber anonim yang tahu soal itu.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Pertemuan virtual dengan Zelenskyy kemungkinan akan mengikuti kunjungan Xi ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang diharapkan berlangsung paling cepat minggu depan," kata laporan WSJ.
Kunjungan berikutnya ke Rusia, juga dikonfirmasi pada hari sebelumnya oleh Reuters.
Ini akan menjadi perjalanan pertama Xi ke luar negeri setelah mengamankan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai pemimpin China. Semua pembicaraan diharapkan untuk melanjutkan upaya Beijing untuk menyelesaikan konflik antara Rusia dan Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari setahun.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Pada akhir Februari, China mengumumkan peta jalan 12 poinnya sendiri untuk membuka jalan bagi perdamaian di Ukraina.
Beijing mendesak masyarakat internasional untuk mendorong solusi damai atas situasi tersebut, mendesak kedua belah pihak dalam konflik untuk "tetap masuk akal dan menahan diri".
Rencana perdamaian mendapat sambutan dingin di Barat dan secara efektif dihancurkan oleh pejabat senior.
Misalnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengklaim bahwa Beijing tidak memiliki "kredibilitas" untuk memberi saran tentang kegagalannya "mengutuk" Rusia.
Sikap serupa telah disuarakan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang menuduh Beijing "memihak" dalam konflik dan mendukung Moskow.
Meski Barat secara aktif mendukung Ukraina dengan persenjataan dan menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow, Beijing menolak mengutuk operasi militer Rusia atau memberlakukan sanksi.
Sebaliknya, China telah berulang kali mendesak semua pihak yang berkonflik menemukan solusi damai secepat mungkin. [afs/eta]