Qu Dongyu pun mengapresiasi langkah digitalisasi pertanian yang telah dilakukan oleh Indonesia. Salah satunya adalah dengan keberadaan Ruang Kontrol Pertanian (Agriculture War Room) Indonesia, yang menggunakan teknologi digital canggih untuk meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data dan bukti lapangan.
Selain itu, pembahasan lain yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah kerjasama antara Kementerian Pertanian dan FAO di bidang kesehatan hewan. Syahrul Yassin Limpo, menyatakan bahwa kerjasama tersebut menggunakan pendekatan One Health untuk mengatasi Emerging Infectious Diseases (EID) dan Antimicrobial Resistance (AMR).
Baca Juga:
Sherpa G20 Indonesia Pimpin Perundingan Sebagai Perjalanan Akhir Presidensi G20 Brasil
Menteri Pertanian pun berterima kasih atas respon cepat FAO dan dukungan teknis yang diberikan untuk memerangi wabah Lumpy Skin Disease (LSD) di seluruh provinsi di Sumatera dimulai dari Riau awal tahun ini yang diikuti dengan mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di hampir 34 provinsi.
Menteri pun berterima kasih kepada FAO atas tindakan cepat untuk membantu para petani di Sumba Timur dalam menghadapi wabah belalang, yang menyerang sebagian besar tanaman dan menyebabkan kerusakan pada tanaman jagung, padi, dan sayuran yang menyebabkan kerawanan pangan yang serius.
Dalam pertemuan tersebut Dirjen FAO juga berterima kasih kepada Indonesia untuk kerja sama yang telah terjalin selama ini dengan FAO untuk mentransformasi sistem pangan pertanian secara berkelanjutan. FAO berharap peran penting Indonesia di kawasan Asia Tenggara akan membantu mendorong transformasi sistem pertanian pangan menjadi prioritas regional. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.