WahanaNews.co | Kabar pernikahan Putri Mako dengan Kei Komuro jadi perhatian warga China. Lantaran begitu populer, nama Putri Mako yang merupakan keponakan kaisar Jepang Naruhito ini akhirnya didaftarkan sebagai merek dagang oleh sebuah perusahaan di China.
Putri Mako (Mako Komuro) dari Akishino adalah anak sulung Pangeran Akishino dan Putri Akishino. Dia merupakan cucu perempuan pertama dari Akihito dan Michiko. Dia menikah dengan Kei Komuro, seorang warga biasa dan pengacara, pada 26 Oktober 2021.
Baca Juga:
Kena Senggol Gubernur Jabar, Lucky Hakim Diminta Benahi Indramayu Agar Sebagus Jepang
Mengutip Ummatimes, akhir pekan lalu, ternyata banyak media China telah menampilkan pasangan tersebut dengan tulisan artikel mulai dari kehidupan mewah dengan dukungan 24 jam dari Badan Rumah Tangga Kekaisaran, lalu lain sebagainya.
Belakangan ini, terungkap bahwa ada langkah untuk mendaftarkan merek dagang untuk Mako Komuro, di China.
Adalah Zhou Rai, seorang jurnalis Tiongkok yang mempublikasikan informasi tentang Jepang dan Tiongkok di saluran YouTube Yua Chan Earth Journal, yang telah mengungkapkan hal berikut.
Baca Juga:
Gubernur Dedi Mulyadi: Bupati Indramayu Boleh Liburan, Asal Ikuti Aturan
"Sebuah survei dari perusahaan kami, Yua Net mengungkapkan bahwa nama Mako terdaftar sebagai merek dagang di Biro Merek dari Kantor Kekayaan Intelektual Nasional, yang memiliki yurisdiksi atas hak merek dagang di China," kata Zhou Rai.
"Permohonan diajukan pada Februari tahun ini. Adalah kata "Mako Ryugao", dan hak untuk menggunakannya dimulai pada 7 Oktober 2021," katanya.
Ryugao merupakan kata yang berarti Tenshi, yaitu kaisar atau malaikat, dan merupakan merek dagang dengan mempertimbangkan kata Mako.
Selain itu, sebuah perusahaan di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang telah mendaftarkan merek dagang "Mako Ryuka" dalam klasifikasi produk kosmetik, produk kecantikan, dan parfum.
Kata-kata seperti "Akishinomiya" dan "Kako" telah terdaftar sebagai merek dagang di China, dan beberapa telah dikomersialkan.
"Jika produk yang menyandang nama keluarga kekaisaran Jepang dijual di China apa adanya, beberapa konsumen akan salah paham bahwa itu adalah produk resmi keluarga kerajaan dan beberapa konsumen akan membelinya. Jika ini terjadi, itu dapat mempengaruhi citra keluarga kekaisaran Jepang," ungkap Zhou.
Dikabarkan, tren penggunaan nama keluarga kekaisaran Jepang yang juga terkenal di China sebagai nama produk di China kemungkinan akan meningkat di masa mendatang.
"Kemungkinan akan berkembang menjadi masalah diplomatik di masa depan. Saya pikir pemerintah Jepang harus meminta pihak China untuk menanggapi tren penggunaan produk kekaisaran semacam itu di China," paparnya.
Baru-baru ini, sebuah perusahaan China mengajukan merek dagang "Yuzuru Hanyu" dan "Kimetsu no Yaiba", yang menjadi masalah. Tapi pengajuan tersebut ditolak.
Namun, di masa lalu, nama China seperti "Crayon Shin-chan" dan merek "MUJI" yang dikembangkan oleh Ryohin Keikaku Co., Ltd. di Jepang telah terdaftar sebagai perusahaan China yang tidak terkait dengan perusahaan aslinya di Jepang.
Seorang juru kamera yang sudah lama tinggal di China mengatakan, "orang China sama sekali tidak mempercayai produk mereka sendiri.
Mereka membeli produk 'Made in Japan' dengan harga lebih dari dua kali lipat. Itulah mengapa Jepang memiliki rasa percaya dan kemewahan tersendiri atas produk buatan Jepang.
Namun baru-baru ini, ada kekhawatiran tentang selera produk internasional dan patut diantisipasi. Dengan pendaftaran merek dagang terkait kekaisaran Jepang, banyak orang berharap hal itu tidak mengarah pada krisis kekaisaran di masa depan. [dhn]