WahanaNews.co |
Kedutaan Besar China di Kuala Lumpur buka suara terkait insiden pencegatan 16
pesawat militer Tiongkok yang hendak memasuki wilayah udara Malaysia.
Pesawat-pesawat itu terdeteksi melakukan
aktivitas mencurigakan di Laut China Selatan.
Baca Juga:
Pemerintah China Bongkar Identitas Warganya yang Jadi Mata-Mata CIA
Seorang juru bicara kedutaan besar China di
Malaysia menegaskan bahwa pesawat militer mereka tidak memasuki wilayah udara
teritorial negara mana pun.
Dia mengatakan, belasan pesawat itu tengah
melakukan latihan terbang.
Dia meyakini, pesawat-pesawat China itu tidak
melanggar hukum internasional.
Baca Juga:
Ini 4 Alasan AS Ketar-ketir Hadapi Kekuatan Militer China
"Sejauh yang saya tahu, kegiatan yang
dilaporkan adalah latihan penerbangan rutin angkatan udara China dan tidak
menargetkan negara mana pun. Menurut hukum internasional, pesawat militer China
boleh terbang di wilayah udara yang relevan," kata juru bicara tersebut,
Selasa (1/6/2021), seperti dilansir dari New Straits Times.
"China dan Malaysia adalah tetangga yang
bersahabat, dan China bersedia melanjutkan konsultasi persahabatan bilateral
dengan Malaysia untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas
regional," kata juru bicara itu.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Angkatan Udara
Malaysia (RMAF) mendeteksi dan mencegat 16 pesawat militer China memasuki
wilayah udara mereka, Senin (31/5/2021).
Menurut Kepala Staf Angkatan Udara Malaysia,
Jenderal Tan Sri Ackbal Abdul Samad, pesawat militer China terdeteksi terbang
pada ketinggian 23.000 dan 27.000 kaki dengan kecepatan 290 knot melalui
wilayah informasi penerbangan Singapura (FIR) sebelum memasuki Zona Maritim
Malaysia dan Kota Kinabalu.
"Kemudian, mereka terbang lebih jauh
hingga mencapai hampir 60 mil laut dari pantai wilayah Sarawak, dan ini
mengancam kedaulatan kami. RMAF kemudian meluncurkan pesawat Hawk 208 dari
Skadron 6 dari Pangkalan Udara Labuan," katanya.
RMAF melanjutkan pemantauan radar dan beberapa
upaya dilakukan untuk mengarahkan pesawat militer China menghubungi menara
kontrol lalu lintas udara KK FIR, tetapi instruksi itu diabaikan.
Berdasarkan intersepsi, belasan pesawat
militer China itu adalah pengangkut strategis Ilyushin Il-76 dan Xian Y-20,
yang mampu melakukan berbagai misi.
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut
China Selatan.
Klaim sepihak itu bertabrakan dengan wilayah
perairan sejumlah negara, seperti Brunei, Filipina, Malaysia, Singapura, dan
Vietnam.
Tiongkok juga telah membangun pulau buatan di
Laut China Selatan dan pangkalan udara di beberapa pulau tersebut. [dhn]