Giri tinggal di sebuah kampung nelayan yang padat penduduk di Fraserganja, sebuah wilayah yang berbatasan dengan Teluk Benggala dan berjarak 120 km arah selatan dari Kolkata. Wilayah ini semacam titik panas sambaran petir. Sebab, daerah tersebut sekitar 60 orang meninggal setiap tahunnya karena tersambar petir.
Lanskap desa-desa pesisir ini terdiri dari lahan pertanian, telaga, serta rumah beratap seng dan jerami. Hidup di tepi laut bisa sangat berbahaya akibat badai siklon dan gelombang pasang yang terjadi.
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
Petir lebih mungkin menyambar di darat, tetapi perairan di lepas pantai paling sering tersambar. Namun, pada dasarnya, penyebab terjadinya petir adalah akibat pelepasan listrik yang dipicu oleh ketidakseimbangan di dalam awan badai.
Oleh sebab itu, untuk menangkal petir, penduduk desa membuat konduktor petir sederhana untuk mengarahkan petir bermuatan listrik itu ke bumi.
Penangkal petir yang dibuat menggunakan pelek sepeda bekas, bambu, dan kabel logam. Pelek dipasang di atas tiang bambu, yang ketinggiannya mencapai sembilan meter, diikatkan pada bangunan, terutama di pusat-pusat kegiatan masyarakat dan sekolah.
Baca Juga:
BMKG Ingatkan Sejumlah Daerah Siaga Hujan Lebat 5-11 Juli 2024
Konduktor tersebut akan mengalirkan listrik dari sambaran petir ke bumi tanpa menyebabkan kerusakan apapun.
Kendati demikian, menurut penelitian Lightning Resilient India Campaign menunjukkan bahwa sebagian besar korban yang tersambar petir meninggal setelah mereka berlindung di bawah pohon tinggi.
Oleh karenanya, orang-orang yang bertani dan mencari ikan, menjadi yang paling rentan tersambar petir.