WahanaNews.co | Pengacara dua napi Palestina yang pernah kabur dari penjara berkeamanan maksimum Israel mengungkapkan kliennya disiksa dan mengalami pelecehan paling gila sejak ditangkap kembali oleh polisi Israel.							
						
							
							
								Senin lalu, enam tahanan Palestina yang berhasil melarikan diri dengan berani dari penjara dengan keamanan tinggi Penjara Gilboa, menyebabkan rasa malu bagi Israel dan kegembiraan di Palestina.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Presiden FIFA Gianni Infantino Tanggapi Dugaan Standar Ganda Rusia dan Israel Piala Dunia
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Empat dari enam napi pelarian itu telah ditangkap.							
						
							
							
								Pengacara dari dua orang yang ditangkap menyatakan klien mereka diperlakukan dengan buruk oleh pihak berwenang Israel.							
						
							
							
								"Mohammed al-Arda telah dipukuli dan disiksa, menurut pengacaranya Khaled Mahajneh," kata Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan (CDA) seperti dikutip dari Al Araby, Kamis (16/9/2021).							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Tank dan Drone Tembaki Gaza, Israel Langgar Gencatan Senjata
									
									
										
									
								
							
							
								Mahajneh juga mengatakan al-Arda tidak diizinkan untuk tidur lebih dari 10 jam sejak ditahan lagi, dan dikurung di sel kecil. Ia bahkan tidak diberi makan, dan baru makan untuk pertama kalinya kemarin.							
						
							
							
								Mahajneh juga mengklaim pelarian itu terluka di sekujur tubuhnya saat keamanan Israel mengejarnya, di mana dia masih belum menerima perawatan. Ia bahkan diserang secara fisik selama penangkapannya kembali.							
						
							
							
								"Kamu tidak pantas untuk hidup. Kamu pantas bagiku untuk menembakmu di kepala," kata seorang penyelidik kepada Mohammed, kata pengacaranya.