WahanaNews.co | Prancis
akan mengizinkan kelab malam operasi kembali untuk pertama kalinya sejak
pandemi COVID-19 berlangsung. Walau begitu, aturan khusus tetap akan diterapkan
dan tak semua kelab akan diizinkan beroperasi.
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
Di salah satu kelab malam di Paris, DJ Vinz akan menyiapkan
panggungnya pada Jumat (9/7) waktu setempat. Vinz tak sabar kembali ke
rutinitas malam yang sudah ia geluti lebih dari satu dekade, meski sebagian
besar gajinya dibiayai pemerintah selama 17 bulan terakhir.
"Ini akan menjadi malam yang spesial," kata Vinz,
dikutip dari Reuters.
"Kami belum melihat orang-orang di sini selama 1,5
tahun, jadi kami harus mencari tahu apa yang ingin mereka dengar. Kami akan
menemukan kembali diri kami sendiri dan bersenang-senang bersama," imbuh dia.
Baca Juga:
Turut Meriahkan Pra Olimpiade Paris 2024, PLN Hadirkan Reog Ponorogo di Acara Exhibition Pencak Silat
Pembukaan kembali kelab malam menandai salah satu tahap
akhir dari pelonggaran lockdown nasional ketiga yang diberlakukan Prancis sejak
April lalu. Namun, aturan ketat tetap akan diberlakukan di kelab-kelab,
termasuk di lokasi Vinz manggung, Le Duplex.
Orang yang datang harus menunjukkan bukti vaksinasi atau
hasil tes negatif COVID-19 dari 48 jam terakhir untuk masuk dan kapasitas kelab
akan dibatasi hingga 75%. Sementara itu, pedoman pemerintah juga menganjurkan
pengunjung tetap memakai masker, meski tidak wajib.
"Ini akan menjadi malam yang besar," kata Direktur
Artistik di Le Duplex, Cyril Blanc.
"Kami adalah kelab bawah tanah, tetapi saya pikir Anda
akan mendengar kami dari jalan karena akan ada teriakan gembira yang sangat
keras," imbuh dia.
Di satu sisi, Prancis kini tengah menghadapi ancaman varian
Delta. Sebelumnya, juru bicara kepresidenan Gabriel Attal mengungkap varian
Delta telah mendominasi sekitar 40% kasus corona baru di Prancis.
Prancis mencatatkan lebih dari 42.000 kasus baru per hari
dalam rata-rata kasus pekanan pada pertengahan April. Tingkat kasus kemudian
telah turun menjadi lebih dari 1.800 pada akhir Juni.
Tapi sejak itu, tren penurunan berbalik. Kini seiring
merebaknya varian Delta yang lebih cepat menular, jumlah kasus baru harian
kembali di atas 2.500 dan meningkat dengan persentase dua digit per minggu.
Pembukaan kelab malam pun bisa saja memicu lonjakan kasus
yang lebih tinggi di Prancis.
Menanggapi hal ini, Blanc sadar kelab malam mungkin akan
ditutup lagi. Namun setidaknya kebebasan yang sangat diidamkan oleh banyak
clubbers bisa terwujud untuk saat ini.
"Kami tahu bahwa pada bulan Agustus, atau September,
mereka mungkin meminta kami untuk menutup kelab lagi," kata dia.
Kelab malam menderita lebih lama selama pandemi COVID-19
daripada hampir semua segmen industri hiburan lainnya di Prancis. Philippe Garcia
dari asosiasi klub malam AFEDD mengungkap, setidaknya 400 dari 1.600 kelab di
seluruh negeri telah tutup atau berada dalam kesulitan keuangan sejak COVID-19
masuk ke Prancis.
Memang selama ini ada bantuan dana dan akan berlanjut
setelah 9 Juli bagi kelab malam yang tidak dapat dibuka kembali. Tetapi
industri memperkirakan tiga dari empat kelab akan menutup pintu mereka karena
harus berjuang menghasilkan keuntungan dengan kapasitas 75%.
Banyak juga kelab yang khawatir soal risiko gangguan akibat
sertifikat kesehatan pengunjung yang palsu saat buka. [qnt]