WahanaNews.co, Jakarta - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol meminta ASEAN ikut menekan program nuklir dan rudal Korea Utara karena dianggap bisa mengancam kawasan Indo-Pasifik.
"Republik Korea dan ASEAN harus menggabungkan kekuatan untuk merespons secara tegas dan bekerja sama secara erat untuk denuklirisasi Korea Utara," kata Yoon saat diwawancara media nasional Indonesia.
Baca Juga:
Presiden Prabowo dan Sekjen PBB António Guterres Bahas Sejumlah Isu Strategis dalam Pertemuan Bilateral di Brasil
Kerja sama yang erat, kata Yon, mampu memperkuat tatanan internasional berdasarkan aturan dan bisa mengakar kuat di kawasan Indo-Pasifik.
Yoon juga mengatakan provokasi rudal dan ancaman nuklir Korut mengancam kawasan ASEAN.
"Provokasi rudal Korut yang terus meningkat juga menimbulkan ancaman langsung dan nyata terhadap negara-negara anggota ASEAN," imbuh dia, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga:
RI-Selandia Baru Tegaskan Komitmen untuk Tingkatkan Kerja Sama Kedua Negara
ASEAN tengah menggelar konferensi tingkat tinggi di Jakarta pada 5-7 September. Yoon akan menghadiri acara ini sebagai perwakilan Korsel.
Pertemuan puncak tersebut tak hanya anggota blok Asia Tenggara, tetapi mencakup mitra wicara ASEAN dan forum yang diinisiasi mereka.
Beberapa forum itu di antaranya ASEAN plus Three, Forum Regional ASEAN (ARF), hingga East Asian Summit (EAS). Korsel merupakan anggota ARF dan EAS.
Di kesempatan tersebut, Yoon juga mengatakan sudah waktunya mengembalikan hubungan Korsel, Jepang, dan China ke jalur yang benar.
Ketiga negara itu tergabung dalam ASEAN Plus Three.
Di sela-sela acara itu, Yoon juga akan melaksanakan pertemuan bilateral dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Korut belakangan ini memang meningkatkan program nuklir mereka. Militer Korut juga kerap melakukan uji coba rudal.
Pada Juli lalu misalnya, Korut meluncurkan dua rudal kembar menjelang peringatan Perang Korea.
[Redaktur: Sandy]