WahanaNews.co | Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku siap memenuhi syarat agar negaranya berstatus netral atau non-nuklir untuk mengakhiri perang dengan Rusia.
Zelensky menghabiskan 90 menit wawancara dengan outlet berita independen Rusia, hari ini.
Baca Juga:
Rusia 'Eksekusi' Mati Tentaranya yang Menyerah Pakai Meriam
Pemerintah Presiden Vladimir Putin telah melarang media Rusia untuk melaporkan atau mempublikasikan wawancara tersebut, meskipun itu tidak menghentikan rekaman itu untuk di-posting secara luas, termasuk oleh Zelensky sendiri di saluran Telegram-nya.
Menurut Reuters, Senin (28/3/2022), Zelensky mengindikasikan dia terbuka untuk "netralitas", serta "kompromi" mengenai wilayah Donbass timur yang diduduki Rusia.
“Jaminan keamanan dan netralitas, status non-nuklir negara kita. Kami siap untuk melakukannya. Ini poin yang paling penting,” ujarnya.
Baca Juga:
Pertempuran Sengit, Rusia Lumat 9 Tank Ukraina Termasuk 4 Leopard-2
Zelensky menekankan bahwa keamanan Ukraina harus dijamin oleh pihak ketiga, dan netralitas perlu disetujui dalam referendum. Dia juga mengakui bahwa Ukraina tidak akan berusaha untuk merebut kembali semua wilayah yang diduduki Rusia dengan paksa, dengan mengatakan itu akan memulai "Perang Dunia III".
Ukraina awalnya netral ketika merdeka pada tahun 1991, tetapi itu berubah setelah Rusia mencaplok Crimea pada tahun 2014, mendorong pemerintah Ukraina untuk mengadopsi tujuan baru menjadi anggota NATO.
Menerima netralitas sebagai syarat perdamaian akan menjadi konsesi yang signifikan bagi Rusia, karena akan berarti membuang ambisi Kyiv untuk bergabung dengan NATO.