WahanaNews.co | Produsen obat India Maiden menarik perhatian dunia setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan tentang sirup obat batuk medis yang merenggut nyawa sekitar 66 anak-anak di Gambia, Afrika.
Perusahaan ini memiliki eksistensi internasional yang besar dan menjadi sorotan kala ada seruan WHO kepada regulator untuk menarik produknya dari pasar.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Jika produk dari Maiden diberhentikan pemasarannya maka diketahui dapat menyebabkan gangguan besar dalam rantai pasokannya ke beberapa negara di Afrika, Asia, Eropa Timur, Timur Tengah, dan Rusia.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam konferensi pers pada Rabu, 12 Oktober 2022 bahwa WHO menempatkan peringatan produk medis pada sirup obat batuk Maiden Pharma karena hubungannya dengan cedera ginjal dan menyebabkan 66 kematian anak-anak di Gambia, Afrika.
Melansir dari Livemint, Rabu, 19 Oktober 2022, perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 dan dalam tiga dekade telah mencapai jalur produksi yang baik dan memantapkan dirinya di bidang penelitian dan pengembangan.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
Perusahaan ini juga memiliki kehadiran manufaktur internasional yang besar dan dikenal dengan berbagai macam obat-obatan yang masuk akal.
Diketahui ada lebih banyak perusahaan farmasi India yang berada di bawah pemindai WHO karena dugaan perbedaan pasokan sirup obat batuk beracun.
Dengan dua pabrik manufaktur yang berbasis di Haryana, obat-obatan Maiden mampu memproduksi berbagai macam produk obat-obatan dalam jumlah besar.