WahanaNews.co | Presiden Rusia, Vladimir Putin, diyakini bakal mengumumkan Perang Dunia III dalam beberapa hari ke depan.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace.
Baca Juga:
Lithuania Bikin Rusia Emosi, Perang Dunia Kian Dekat
Wallace menilai, Putin kemungkinan akan memobilisasi masyarakat Rusia karena kegagalan operasi militer Rusia.
Seperti diketahui, pasukan militer Rusia mulai melakukan penyerangan ke Ukraina pada 24 Februari dengan dalih ingin melakukan “denazifikasi” di negara itu.
Putin juga mengancam akan meluncurkan senjata nuklir ke negara-negara Barat jika mereka merintanginya.
Baca Juga:
PBB Desak Rusia Akhiri Perang di Ukraina
Selain itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan, ancaman senjata nuklir dari negaranya sangat serius.
Wallace pun memperingatkan Putin bakal segera mewujudkan ancamannya tersebut pada dua hari ke depan.
“Saya tak akan terkejut. Ia kemungkinan akan mengumumkannya pada awal Mei bahwa, ia akan menegaskan tengah berperang dengan negara Nazi dan perlu memobilisasi massal rakyat Rusia,” ujar Wallace kepada LBC, dikutip dari Daily Star, Jumat (29/4/2022).
“Putin, nyaris mengalami kegagalan pada semua tujuannya, dan mungkin akan melakukan konsolidasi yang ia bisa, dan bakal menjadi kanker di dalam negeri,” tambahnya.
Wallace menegaskan pihaknya harus membantu rakyat Ukraina secara efektif, dan menjaga momentum untuk terus mendorong mereka.
Pernyataan Wallace ini muncul di saat 8.000 tentara Inggris melakukan latihan militer di Eropa timur untuk bersiap menghadapi agresi Rusia.
Pada salah satu pengerahan terbesar sejak Perang Dingin, puluhan tank akan dikirim ke sejumlah negara dari Finlandia hingga Makedonia Utara pada musim panas ini.
Hal itu dilakukan di bawah rencana yang telah ditingkatkan sejak penyerangan Rusia ke Ukraina.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, telah merencanakan persiapan ini cukup lama.
Tetapi rencana itu akhirnya ditingkatkan setelah invasi Rusia ke Ukraina benar-benar terjadi.
Rusia Diprediksi Rayakan Kemenangan 9 Mei
Sementara itu informasi lain menyebutkan pada tanggal 9 Mei nanti, Rusia merayakan kemenangan mereka di Perang Dunia Kedua.
Itu merupakan hari libur nasional yang lain dari yang lain, sangat personal bagi banyak keluarga tapi juga kesempatan besar untuk propaganda negara.
Tahun ini, 9 Mei juga tanggal penting bagi tentara Rusia, karena Presiden Putin diharapkan akan menggunakan kesempatan tersebut untuk mengumumkan kemenangan besar dalam perang di Ukraina.
Mengapa tanggal itu begitu penting?
Perang Dunia Kedua adalah konflik bersenjata terbesar di dunia hingga saat ini.
Peristiwa itu dimulai dengan invasi ke Polandia pada September 1939 (meski ini bukan tanggal yang diperingati Rusia) dan berakhir pada tahun 1945.
Puluhan juta orang tewas; jutaan lainnya mengungsi dari rumah mereka ke seluruh dunia.
Uni Soviet adalah salah satu negara dalam aliansi yang mengalahkan Nazi Jerman dalam PD II dan mungkin yang terdampak paling buruk, karena sebagian besar pertempuran terjadi di Soviet.
Pada Mei 1945, Nazi menandatangani penyerahan tanpa syarat di PD II, menerima kekalahannya di Eropa.
Dokumen legal ini mengakhiri pertempuran di kawasan tersebut, meskipun perang Sekutu melawan Jepang di Asia berlanjut sampai bulan Agustus tahun itu.
Penyerahan yang resmi dan definitif ditandatangani di dekat Berlin pada tanggal 8 Mei, dan Jerman secara resmi menghentikan semua operasi pada pukul 23:01 waktu setempat --sudah lewat tengah malam di Moskow.
Hari Kemenangan (Victory Day) juga dikenal dengan VE (Victory in Europe) Day, karena itu diperingati setiap tanggal 8 Mei di kebanyakan negara Eropa dan di AS, dan pada tanggal 9 Mei di Rusia, Serbia, dan Belarus.
Hari Kemenangan mengakhiri perang panjang dan berdarah yang di dalamnya banyak keluarga di Uni Soviet kehilangan orang-orang terkasih.
Namun, tidak sampai lama kemudian tanggal 9 Mei tidak lagi sekadar hari peringatan tetapi menjadi alat ideologi penting bagi negara komunis itu.
Selama hampir dua dekade setelah perang dunia kedua berakhir, 9 Mei belum jadi hari libur nasional di Uni Soviet dan diperingati hanya di kota-kota besar dengan kembang api dan acara perayaan lokal.
Putin Berbicara dengan Jokowi
Sementara itu Kantor Kepresidenan Rusia yang dilansir RIA Novosti, Kamis (28/4/2022), menyebutkan soal Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Indonesia, Joko Widodo, melakukan percakapan telepon.
Dalam pembicaraan tersebut, keduanya membahas situasi di Ukraina dan membahas kerja G20.
Belum ada laporan rinci dari Kremlin tentang hasil pembicaraan atau kesepakatan apa pun dalam pembicaraan telepon Joko Widodo dan Vladimir Putin.
Dalam pembicaraan tersebut, Vladimir Putin memaparkan dan menguraikan penilaian Rusia terhadap situasi di Ukraina dalam konteks operasi militer khusus yang sedang berlangsung.
"Atas permintaan Joko Widodo, Vladimir Putin menguraikan penilaian Rusia terhadap situasi di Ukraina dalam konteks operasi militer khusus yang sedang berlangsung," kata pernyataan itu, seperti dinyatakan kantor kepresidenan Rusia yang dilansir RIA Novosti, Kamis (28/4/2022).
Menurut pernyataan Kremlin, kedua pemimpin menyepakati kontak lebih lanjut dan disebutkan percakapan itu terjadi atas inisiatif pihak Indonesia.
Selain itu, Putin dan Joko Widodo membahas kemajuan persiapan KTT G20.
"Masalah kerja sama Rusia-Indonesia dibahas, serta, dengan mempertimbangkan kepemimpinan Jakarta di G20, berbagai aspek kegiatan Indonesia dan Rusia di G20," kata laporan itu.
Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari.
Presiden Vladimir Putin menyebut tujuannya adalah perlindungan orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun.
Untuk ini, menurut Putin, Rusia melakukan "demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina", untuk mengadili semua penjahat perang yang bertanggung jawab atas "kejahatan berdarah terhadap warga sipil" di Donbass.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Angkatan Bersenjata hanya menyerang infrastruktur militer dan pasukan Ukraina.
Rusia mengeklaim berhasil menyelesaikan tugas utama tahap pertama pada 25 Maret dan secara signifikan mengurangi potensi tempur Ukraina.
Tujuan utama di serangan ke Ukraina, kata Putin, adalah pembebasan Donbass, yaitu Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk.
Sehari sebelumnya Jokowi juga sempat berkomunikasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui sambungan telepon.
Dalam perbincangan tersebut, Jokowi mengungkapkan dukungan Indonesia terhadap upaya negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina.
Selain itu, Indonesia kata Presiden juga siap untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
"Yesterday I spoke to President@ZelenskyyUa of Ukraine. I reiterated Indonesia’s support to any efforts for peace negotiations to succeed and stand ready to provide humanitarian assistance," tulis Presiden.
Sementara itu, Zelensky dalam akun Twitter-nya menyampaikan bahwa dalam komunikasinya dengan Presiden Jokowi, Ukraina diundang untuk hadir dalam KTT G20 di Indonesia pada Oktober 2022. [gun]