Tanpa menyebut langsung nama Israel, ia mengatakan, "Kami mengajak pihak yang masih memilih jalan perang dan kehancuran, serta berusaha melenyapkan rakyat Palestina dan mencuri tanah mereka, untuk mendengarkan suara akal sehat suara logika untuk menyelesaikan persoalan ini secara damai, dan pesan kuat yang telah bergema di Majelis Umum hari ini."
Penolakan Terhadap Deklarasi
Baca Juga:
PRI Bumi Laporkan Dugaan Penguasaan Ilegal 674 Hektar Hutan Negara oleh Ahin ke Kejagung
Namun, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menolak resolusi tersebut dan menyebutnya sebagai "pertunjukan sandiwara," serta mengatakan bahwa satu-satunya pihak yang diuntungkan adalah Hamas.
Amerika Serikat, yang merupakan sekutu Israel juga mengulangi penolakan terhadap Deklarasi New York dan resolusi Majelis Umum yang mendukung pelaksanaan solusi dua negara.
"Deklarasi itu mengecam serangan yang dilakukan oleh Hamas terhadap warga sipil di Israel, pada 7 Oktober 2023,"
Baca Juga:
Mengejutkan, Indonesia Masuk Daftar Negara Aman jika Terjadi Perang Dunia III
Dijelaskan militan Hamas membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil Israel dan menyandera sekitar 250 orang, 48 di antaranya masih ditahan.
Resolusi itu adalah "aksi publisitas yang salah arah dan tidak tepat waktu yang merusk upaya diplomatik serius untuk mengakhir konflik," kata Penasihat Misi AS Morgan Ortagus.
"Jangan salah, resolusi ini adalah hadiah untuk Hamas," katanya.