WahanaNews.co, Jakarta - Lebih dari 170 korban tewas terpaksa dimakamkan secara massal di kompleks Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, saat perang terus berkecamuk di Jalur Gaza.
Para korban tewas itu mencakup bayi dan pasien yang meninggal dalam unit perawatan intensif setelah rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu berhenti beroperasi.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Seperti dilansir AFP, Selasa (14/11/2023), direktur RS Al-Shifa Mohammad Abu Salmiyah menuturkan bahwa sedikitnya 179 korban tewas telah dimakamkan di 'kuburan massal' di kompleks rumah sakit tersebut. RS Al-Shifa berhenti beroperasi sejak akhir pekan lalu setelah kehabisan pasokan bahan bakar.
"Kami terpaksa memakamkan mereka di kuburan massal," ucap Salmiyah.
Dia menambahkan bahwa sedikitnya tujuh bayi dan 29 pasien yang meninggal saat menjalani perawatan intensif termasuk di antara mereka yang dimakamkan secara massal di kompleks RS Al-Shifa.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Ada banyak mayat di kompleks rumah sakit dan tidak ada lagi aliran listrik di kamar jenazah," tutur Salmiyah, sembari menyatakan bahwa tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas pada awal bulan lalu.
Dalam pernyataannya, Salmiyah menyebut bahwa pada Selasa (14/11) waktu setempat, seorang pasien pria dan seorang pasien wanita meninggal saat dirawat di ICU, sehingga pasien dewasa yang meninggal setelah RS Al-Shifa berhenti beroperasi kini menjadi 29 orang.
Seorang jurnalis di rumah sakit tersebut melaporkan bahwa bau jenazah membusuk ada di mana-mana di fasilitas medis tersebut.