WahanaNews.co, Jakarta - Inggris saat ini menghadapi kondisi resesi, sebagaimana yang diungkapkan oleh data resmi yang dirilis oleh pemerintah mereka.
Menurut pernyataan dari Kantor Statistik Nasional (ONS), Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris mengalami penyusutan sebesar 0,3 persen selama tiga bulan terakhir tahun 2023.
Baca Juga:
Profil Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris yang Baru Gantikan Rishi Sunak
Hal ini terjadi setelah mengalami kontraksi sebesar 0,1 persen pada kuartal ketiga, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera pada Jumat (16/2/2024).
Resesi teknis umumnya didefinisikan sebagai penurunan PDB yang terjadi secara berturut-turut. Pasca rilis data PDB, Poundsterling (mata uang Inggris) mengalami pelemahan moderat terhadap Dolar Amerika Serikat dan Euro.
ONS menyatakan bahwa penurunan PDB pada kuartal keempat tahun 2023 merupakan yang terbesar sejak tiga bulan pertama tahun 2021.
Baca Juga:
Kalah Telak, PM Inggris Rishi Sunak Tinggalkan Kursi Pimpinan Partai
Meskipun hasil jajak pendapat terhadap para ekonom menunjukkan penurunan yang lebih kecil sebesar 0,1 persen pada periode Oktober hingga Desember.
Pada bulan Desember, output perekonomian mengalami penurunan sebesar 0,1 persen secara bulanan, setelah mengalami pertumbuhan sebesar 0,2 persen di bulan November, demikian yang diungkapkan oleh ONS.
Sebagaimana diketahui, perekonomian Inggris telah mengalami stagnasi selama hampir dua tahun.