WahanaNews.co | Ketika
puluhan ribu warga Afghanistan masih berkumpul dan berdesakan di luar bandara
Kabul, berharap dapat diterbangkan ke negara lain yang aman, tiba-tiba muncul
foto yang meresahkan.
Baca Juga:
Ledakan di Masjid Afghanistan Telan 3 Korban Jiwa
Satu foto yang diambil seorang pengungsi mengungkapkan
hampir setiap kursi dalam penerbangannya ke luar negeri kosong.
Paul "Pen" Farthing, mantan komando Marinir Kerajaan Inggris
yang mengoperasikan penampungan hewan di ibukota Afghanistan, berbagi foto yang
diambil istrinya yang menunjukkan interior pesawat angkut militer yang terlibat
operasi evakuasi di Kabul.
Pesawat yang remang-remang itu hampir benar-benar kosong,
dengan deretan kursi kosong.
Baca Juga:
Ledakan di Masjid Kabul Telan Korban Jiwa
"Kaisa sedang dalam perjalanan pulang," tweet
Farthing pada Kamis, merujuk pada istrinya. "TAPI pesawat ini kosong...
memalukan karena ribuan orang menunggu di luar bandara #Kabul dihancurkan
karena mereka tidak bisa masuk. Sayangnya orang-orang akan tertinggal ketika
misi ini selesai karena kita TIDAK BISA melakukannya dengan benar."
Farthing kemudian mengatakan kepada Sky News bahwa dia dan
istrinya, warga negara Norwegia, menuju ke bandara pada malam hari untuk
menghindari kerumunan besar yang berkumpul di depan bandara sejak Kabul direbut
Taliban pada 15 Agustus.
Istrinya telah memutuskan meninggalkan Afghanistan ke negara
asalnya Norwegia, sementara Farthing telah memilih tetap tinggal, bersumpah
untuk tetap tinggal di Afghanistan sampai 71 karyawan Afghanistan yang
dipekerjakannya dievakuasi bersama keluarga mereka.
Istrinya cukup beruntung mendapatkan tempat duduk di
penerbangan ke luar negeri tetapi tampaknya terkejut bahwa dia adalah
satu-satunya penumpang.
"Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa pesawat
yang hampir kosong itu bukan milik mereka," ungkap laporan Sky News.
Menurut mantan marinir itu, "Pesawat lepas landas dari
bandara Kabul setiap jam, terlepas dari apakah mereka penuh atau tidak."
Pada saat yang sama, banyak orang bahkan tidak dapat
mencapai bandara karena Taliban meningkatkan patroli dan pos pemeriksaan di
sekitar kota.
"Kami akan meninggalkan orang-orang, itu adalah hal yang
mutlak," ujar Farthing saat menggambarkan situasi "memilukan" di ibu kota.
"Ini benar-benar evakuasi kacau. Kita akan menonton beberapa
adegan yang benar-benar mengerikan," tutur dia.
Farthing mengatakan dia takut harus kembali ke bandara. Dia
mengaku tidak tahu bagaimana dia bisa mengamankan perjalanan yang aman untuk
dirinya sendiri dan para stafnya yang tersisa.
Seperti sekutu Baratnya, Inggris telah menghadapi kritik
karena tidak bertindak lebih cepat untuk mengevakuasi warga dan pengungsi
ketika Taliban mendekati ibu kota Kabul.
Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey telah
berjanji militer Inggris akan bekerja untuk mengeluarkan "sebanyak mungkin
orang" serta mengakui tidak mungkin mengevakuasi semua orang.
Dia mengatakan "jembatan udara" dari Afghanistan
dapat berlanjut setidaknya selama 48 jam, dan pemerintah Inggris berharap
mengevakuasi sekitar 1.000 orang per hari.
Para menteri sebelumnya membantah pesawat RAF yang hampir
kosong meninggalkan Kabul itu, menurut laporan Telegraph.
Namun ada laporan lain yang meresahkan. "Sekitar 125 warga
Afghanistan yang disewa untuk menjaga Kedutaan Besar Inggris di Kabul
diberitahu mereka tidak akan dievakuasi karena mereka tidak bekerja "langsung"
untuk London," papar laporan Guardian pada Kamis.
Amerika Serikat juga telah berjuang mengevakuasi warganya
sambil mengusir ribuan warga Afghanistan yang mencari penerbangan keluar dari
Kabul.
Penduduk AS yang terdampar di Kabul diberi tahu bahwa
penerbangan evakuasi dilakukan berdasarkan urutan kedatangan dan pemerintah AS
tidak dapat memastikan perjalanan yang aman ke bandara.
Sebanyak 12 orang dilaporkan tewas di dalam dan sekitar
bandara sejak Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus.
Beberapa korban diyakini telah ditembak, sementara yang lain
mungkin tewas karena terinjak-injak pengungsi lain.
Sebanyak dua orang diduga tewas setelah mencoba berpegangan
pada bagian luar pesawat yang lepas landas dari bandara. Pasukan militer AS
saat ini bertugas menjaga bandara Kabul.
[qnt]