Di sisi lain, para demonstran juga membawa simbol-simbol dukungan untuk Ukraina dan menuntut pemerintah AS mengambil sikap yang lebih tegas terhadap invasi Rusia yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin.
Sejak kembali dilantik pada Januari lalu, Trump bersama sekutu terdekatnya, Elon Musk, telah merombak banyak aspek pemerintahan federal.
Baca Juga:
AS Akan Tarik 1.000 Tentara dari Suriah
Lebih dari 200.000 pegawai telah diberhentikan, dan berbagai lembaga negara dibubarkan atau dilemahkan.
Tak hanya itu, pemerintah juga menahan sejumlah mahasiswa asing serta mengancam akan memutus pendanaan untuk universitas-universitas yang mendukung program keberagaman, kesetaraan dan inklusi, termasuk inisiatif iklim dan dukungan terhadap Palestina.
Kebijakan-kebijakan ini telah menuai kutukan dari berbagai kelompok hak asasi manusia.
Baca Juga:
Pakai Produk China, Busana Jubir Gedung Putih Karoline Leavitt Jadi Sorotan
Di sekitar Monumen Washington, para demonstran mengusung pesan-pesan tajam melalui spanduk mereka, seperti "Kebencian tidak pernah membuat bangsa mana pun menjadi besar" dan "Hak yang sama untuk semua bukan berarti hak yang lebih sedikit untuk Anda".
Demonstrasi serupa juga berlangsung di berbagai kota besar lainnya seperti New York City dan Chicago, serta puluhan lokasi lain di seluruh negeri.
Aksi ini menjadi gelombang demonstrasi nasional kedua sejak Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.