WahanaNews.co | Para milisi dari kelompok etnis terbesar kedua di Ethiopia dilaporkan membunuh sekitar 100 orang dan membakar serta menjarah rumah-rumah dalam serangan di sebuah kota di wilayah Oromia.
Dilansir detikcom dari kantor berita AFP, Sabtu (3/9/2022), serangan itu terjadi pada Senin pagi di Agamsa di Oromia, wilayah terbesar dan terpadat di Ethiopia yang sering diguncang bentrokan antara kelompok etnis Oromo dan Amhara.
Baca Juga:
AS-Inggris Serang Houthi Yaman, Raja Salman Buka Suara
"Para penyerang menyerang ... dari tiga arah menggunakan tembakan dan melanjutkan serangan mereka sampai sekitar pukul 14:00," kata seorang penyintas, yang melarikan diri dari Agamsa kepada AFP.
"Mereka membunuh sekitar 100 warga, membakar banyak rumah dan toko dan menjarah gudang makanan menggunakan becak, mobil dan sepeda motor. Saya melihat serangan itu dengan mata kepala sendiri, tetapi berhasil melarikan diri tanpa cedera," tuturnya.
Seorang penyintas lainnya mengatakan para penyerang mencuri ternak dan membunuh lebih dari 100 orang.
Baca Juga:
Israel Klaim Sejak Agresi di Jalur Gaza dari 16 Ribu Korban Tewas, 5 Ribu Milisi Hamas
Keduanya mengatakan orang-orang itu adalah anggota milisi yang berbasis di wilayah tetangga Amhara.
Tentara Pembebasan Oromo (OLA), yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Ethiopia, mengatakan milisi Amhara Fano melancarkan serangan itu dan menewaskan sedikitnya 62 orang di Agamsa.
Baik pemerintah regional maupun federal tidak menanggapi permintaan AFP untuk konfirmasi.
Penduduk setempat mengatakan serangan itu terjadi setelah pasukan regional yang bergilir meninggalkan daerah itu pada hari Minggu lalu, tetapi belum diganti.
Seorang warga, yang sempat melarikan diri dari Agamsa sebelum kemudian datang kembali, mengatakan: "Saya masih di kota Agamsa tetapi tidak ada kehadiran pasukan keamanan pemerintah. Kami khawatir para penyerang akan datang lagi."
Sebelumnya pada Agustus tahun lalu, Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia mengatakan lebih dari 210 orang tewas dalam seminggu serangan etnis di Gida-Kirimu, dekat Agamsa.
Pada bulan Juni, ratusan orang yang kebanyakan warga sipil Amhara, tewas di daerah bergolak di ujung barat negara itu.
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyalahkan Tentara Pembebasan Oromo atau Oromo Liberation Army (OLA), dengan mengatakan kelompok itu "menimbulkan kerusakan" pada orang-orang ketika para pejuangnya melarikan diri dari serangan pasukan keamanan di Oromia barat.
Para pejabat menyalahkan OLA atas sejumlah pembantaian yang menargetkan Amhara, meskipun pemberontak tersebut telah membantah bertanggung jawab. [JP]