WahanaNews.co | Uang milik pengusaha asal Rusia Roman Abramovich ‘hilang’ sebesar £300 juta atau setara Rp5,78 triliun (kurs: Rp19.273), imbas perang Rusia vs Ukraina.
Dia mengaku kalau perusahaannya terkena dampak dan menanggung beban terbesar dari kekacauan pasar.
Baca Juga:
Akhiri Perang Presiden Ukraina Zelensky Bakal Ajukan Damai dengan Rusia
Diketahui, pasar saham Rusia mengalami penurunan tertajam dan rubel jatuh ke rekor terendah setelah Vladimir Putin melancarkan serangan mematikannya di Ukraina.
Bahkan, indeks moex di Moskow yang konstituennya termasuk Gazprom, Rosneft, Aeroflot, Sberbank dan VTB Bank turun 45 persen pada awal perdagangan dalam kekalahan yang menghapus 190 miliar poundsterling dari nilai saham Rusia.
Kemudian ditutup turun 33 persen pada level terendah selama lebih dari empat tahun.
Baca Juga:
Diberondong Peluru, PM Slovakia Berstatus 'Warga' NATO tapi Akrab dengan Rusia
“Pasar saham Rusia sepanjang sejarahnya tidak pernah mengalami bencana seperti hari ini,” kata seorang ekonom bernama Evgeny Suvorov di Centro Credit Bank Moskow.
Rubel juga terpukul di pasar valuta asing hingga jatuh ke titik terendah sepanjang masa terhadap dolar AS dan euro, karena Barat memberlakukan sanksi keras terhadap Moskow.
Seorang Analis Stephanie Kennedy di grup perbankan Swiss Julius Baer pun ikut buka suara melihat situasi tersebut.
"Perang atau tidak ada perang, ketegangan antara Barat dan Rusia akan tetap tinggi lebih lama, menempatkan rubel di bawah tekanan," jelasnya.
Disusul pula dengan Kepala Investasi Victoria Scholar di Interactive Investor yang ikut menambahkan.
"Tidak mengherankan pasar Rusia menerima pukulan terberat," tambahnya.
"Investor telah kehilangan semua kepercayaan di pasar Rusia dan ekonomi Rusia karena Presiden Putin melanjutkan operasi militer di Ukraina," tambahnya. [rin]