WahanaNews.co | Rusia disebut melakukan serangan laut dengan mengerahkan pasukan lumba-lumba. Pasukan lumba-lumba itu juga untuk melindungi armadanya dari serangan bawah air.
Seperti dilansir dari The Guardian Sabtu (4/30/2022), Institut Angkatan Laut Amerika Serikat (USNI) menyurvei citra satelit dari Pangkalan Angkatan Laut Rusia di Pelabuhan Sevastopol, Laut Hitam.
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
Pihaknya menemukan ada dua kandang lumba-lumba yang dipindahkan ke pangkalan Februari lalu, saat invasi awal ke Ukraina
Dapat dipahami bahwa Rusia memiliki sejarah melatih lumba-lumba untuk keperluan militer selama 50 tahun terakhir. Mamalia laut ini bertugas mengambil benda atau menghalangi penyelam dari musuh.
Pangkalan AL di Sevastopol menjadi tempat wajib operasi militer Rusia karena lokasinya berada di ujung selatan Krimea yang direbut dari Ukraina, 2014. Menurut analisis USNI, banyak kapal Rusia berlabuh di pangkalan tersebut.
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
Meski lokasinya jauh dari serangan rudal, namun wilayah tersebut juga rentan terhadap serangan bawah laut.
Pada saat yang sama, Ukraina juga biasa melatih lumba-lumba di akuarium dekat Sevastopol, melalui program yang meletus sejak era Soviet yang terbengkalai pada 1990-an.
Selama perang dingin, AS dan Uni Soviet mengembangkan penggunaan lumba-lumba yang mampu mendeteksi objek bawah air. Sebelumnya, AS telah menghabiskan USD28 juta untuk melatih tim lumba-lumba dan singa laut untuk membantu menyelesaikan konflik.