Pada saat itu, para analis Barat menuturkan kepada CNN bahwa ancaman rudal Sarmat terhadap AS dan sekutu-sekutunya 'sangat rendah'.
Disebutkan juga pada saat itu bahwa uji coba rudal itu secara terang-terangan dimaksudkan untuk menyembunyikan kegagalan militer Rusia dalam perang di Ukraina.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Sama seperti rudal SS-18, menurut Proyek Pertahanan Rudal pada Pusat Studi Strategis dan Internasional, rudal Sarmat mampu membawa 10 atau lebih hulu ledak nuklir yang ditargetkan secara independen dengan jangkauan hingga 18.000 kilometer.
Direktur Proyek Informasi Nuklir pada Federasi Ilmuwan Amerika, Hans Kristensen, menyamakan rudal Sarmat atau Setan II hanya sebagai 'facelift' dari rudal SS-18, meskipun dia menyatakan bahwa 'mungkin ada beberapa peningkatan di baliknya'.
"Sistem baru ini memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan antirudal modern. Hal ini tidak memiliki tandingan di dunia ini dan itu tidak akan terjadi dalam waktu yang lama," klaim Putin saat uji coba rudal Sarmat digelar tahun lalu.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
"Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur Angkatan Bersenjata kita, menjamin keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan membuat pihak yang berusaha mengancam negara itu, di tengah hiruk pikuk retorika agresif, berpikir ulang," cetusnya.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.