WAHANANEWS.CO, Jakarta - Atlet maraton Olimpiade Uganda, Rebecca Cheptegei, meninggal karena luka bakar yang dideritanya. Ia sempat dirawat setelah diduga badannya disiram bensin dan dibakar oleh pacarnya di Kenya, belum lama ini.
Seorang saksi mengungkapkan detik-detik peristiwa itu. Tetangga korban mengaku melihat Rebecca berlari ke arah rumahnya yang terbakar, sambil berteriak "tolong saya," seperti yang dikatakan Agnes Barabara, tetangga dekat Cheptegei, sambil menangis, dilansir BBC, Minggu (9/8/2024).
Baca Juga:
Gunungan Sampah TPA di Uganda Longsor, 23 Orang Tewas
Agnes mengatakan bahwa ketika dia pergi mencari air dan mulai berteriak meminta tolong, pelaku muncul lagi dan menyiram korban dengan lebih banyak bensin.
Pelaku sendiri juga terbakar dan berlari ke arah taman untuk mencoba memadamkan api. Setelah itu, mereka pergi untuk membantu Rebecca.
Agnes mengatakan bahwa dia belum pernah melihat seseorang terbakar hidup-hidup seumur hidupnya.
Baca Juga:
KTT GNB ke-19: RI Dorong Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Dia juga mengatakan bahwa dia tidak makan selama beberapa hari setelah kejadian itu.Agnes menggambarkan Rebecca sebagai seseorang yang baik dan suka berbagi.
"Rebecca adalah tetangga yang sangat baik dan baru-baru ini dia berbagi jagung yang telah dipanennya dengan saya," ujarnya.
Polisi menangani kasus kematian itu sebagai pembunuhan yang dilakukan oleh mantan pasangannya, yang ditetapkan sebagai tersangka utama.
Pemerintah daerah mengatakan bahwa keduanya berselisih tentang sebidang tanah kecil tempat tinggal Cheptegei, dan kasusnya masih menunggu penyelesaian.
Pelaku akan didakwa di pengadilan atas tuduhan tersebut setelah keluar dari rumah sakit.
Pelaku kini memulihkan diri dari cedera yang dideritanya selama insiden itu.
"Kami telah membuka berkas, penyelidikan sudah pada tahap lanjut," kata petugas investigasi kriminal divisi Kennedy Apindi kepada BBC.
Rebecca, berusia 33 tahun, yang baru saja bertanding di Olimpiade Paris lalu, mengalami luka bakar lebih dari 75 persen tubuhnya.
Rebecca merupakan atlet perempuan terkemuka ketiga yang tewas di Kenya sejak Oktober 2021.
"Semoga jiwanya beristirahat dengan tenang dan kami mengutuk keras kekerasan terhadap perempuan," demikian unggahan Donald Rukare, presiden Komite Olimpiade Uganda di X.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]