WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kelompok perlawanan Hamas Palestina menyatakan 33 sandera tewas sejak awal agresi Israel ke Jalur Gaza pada Oktober 2023.
Hamas melaporkan kondisi itu dalam video yang diunggah pada Senin (2/12).
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"[Para sandera tewas] karena penjahat perang [Perdana Menteri Benjamin Netanyahu] yang keras kepala dan agresi yang terus dilakukan [Israel]," demikian menurut Hamas, dikutip Al Jazeera.
Mereka juga mencantumkan tanggal kejadian yang menewaskan para sandera.
Hamas mencatat insiden pertama adalah serangan udara Israel pada 9 Oktober 2023 yang menewaskan empat sandera.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Terbaru, satu sandera tewas dalam operasi Israel di Gaza utara pada November lalu.
"Dengan meneruskan perang gila Anda, Anda mungkin kehilangan tawanan Anda selamanya. Lakukan apa yang perlu dilakukan sebelum terlambat," demikian penutup dalam video itu.
Secara terpisah, Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan duka atas kematian warga AS yang bertugas di militer Israel, Omer Neutra.
Gedung Putih mengklaim Neutra tewas dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Saat itu, dia bertugas sebagai komandan tank.
Presiden terpilih AS Donald Trump juga ikut buka suara dan mengancam akan menindak tegas Hamas jika para sandera tak dibebaskan sebelum 20 Januari, pelantikan dirinya.
"Akan ada neraka yang harus dibayar," kata Trump di media sosial.
Video itu muncul saat para mediator seperti Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, meluncurkan upaya negosiasi gencatan senjata untuk Hamas dan Israel.
Menteri Luar Negeri Mesir mengatakan delegasi Hamas dan Fatah sedang bertemu di Kairo pada Senin. Mereka berusaha mencapai kesepahaman bersama soal pengelolaan Jalur Gaza oleh Otoritas Palestina (PA) usai agresi Israel berakhir.
Netanyahu sebelumnya menolak Otoritas Palestina mengambil alih Gaza. Namun, AS ingin PA "direformasi" untuk bertanggung jawab atas daerah tersebut.
Upaya negosiasi ini kembali muncul setelah Israel dan Hizbullah sepakat gencatan senjata pada pekan lalu.
Namun, di tengah usaha kesepakatan gencatan senjata, Israel terus menggempur Jabalia dan Abasan Al Kabira di Gaza.
[Redaktur: Alpredo Gultom]