Awan beracun ini menyebabkan sesak napas dan kematian ke mana pun ia pergi. Hanya mereka yang berada di dataran tinggi yang bisa menghindarinya.
Peristiwa yang membingungkan ini sampai membuat para ilmuwan dari seluruh dunia datang ke Kamerun untuk melakukan penyelidikan.
Baca Juga:
BKSDA Sumbar Tangani Konflik Harimau Sumatera dan Beruang Madu
Mereka mengungkapkan bahwa Danau Nyos dan beberapa danau kawah lain di dekatnya, merupakan danau yang tidak biasa karena mengandung lapisan kaya CO2 di bagian bawah, yang menunjukkan ada kebocoran bertahap terus menerus ke dalam air.
Garis Vulkanik Kamerun dihuni oleh43 danau kawah yang dalam seperti ini, yang semuanya berpotensi mengandung volume gas beracun yang mematikan. Di tempat lain di dunia, danau serupa dapat ditemukan di Italia, Tanzania, dan di perbatasan Rwanda.
Berat air akan menahannya, sampai suatu gangguan menggetarkan air sedemikian rupa sehingga gas tiba-tiba menyembur ke udara. Ledakan serupa pernah terjadi di Danau Manoun dua tahun sebelum bencana 1986, meski tidak dalam skala yang sama.
Baca Juga:
Ahli Geologi Ungkap Pemicu Meletusnya 2 Danau di Kamerun
Danau-danau tersebut dapat dikelola dengan pipa-pipa yang menyediakan jalan keluar bagi gas tersebut sehingga dapat dilepaskan ke atmosfer secara perlahan, bukan dalam satu kali letusan raksasa.
Namun, para ilmuwan khawatir cara ini tidak cukup untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan.
Henry Ngenyam, Disaster Management Scholar sekaligus peneliti dari Bournemouth University mengungkapkan keprihatinan bahwa bencana serupa mungkin terjadi di Danau Kuk yang juga berlokasi di Kamerun.