WahanaNews.co | Jepang dilaporkan mengalami krisis kelangkaan sumber daya listrik setelah gempa besar yang mengguncang wilayah Tohoku membuat beberapa pembangkit listrik menjadi tidak berfungsi secara optimal.
Dikutip dari RT, Selasa (22/3/2022), penduduk dan otoritas setempat telah diperingatkan tentang pemadaman listrik dan diminta untuk menghemat energi saat suhu turun.
Baca Juga:
Gara-gara Krisis Listrik, Batam Kini Miliki ‘PLN' Sendiri
Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan darurat bagi warga, organisasi, dan pemerintah setempat pada Senin (21/3), peringatan potensi pemadaman sambil menyerukan rumah tangga dan perusahaan untuk menghemat listrik mulai Selasa pagi.
Permintaan tersebut berkaitan dengan Tokyo dan delapan prefektur lainnya, dan dikeluarkan untuk pertama kalinya sejak Januari tahun lalu.
Peringatan itu datang setelah gempa besar di wilayah Tohoku yang merusak pembangkit listrik.
Baca Juga:
Krisis Listrik, 130 Juta Penduduk Bangladesh Alami Pemadaman
Cuaca dingin yang tidak sesuai musim di Tokyo, dengan turunnya salju dan suhu turun tajam hingga 4 derajat Celsius, memperburuk masalah energi, karena diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan untuk pemanas.
Tokyo Electric Power Company (Tepco) memperingatkan bahwa 2 hingga 3 juta rumah tangga dapat kehilangan listrik setelah jam 8 malam waktu setempat jika tingkat penggunaan daya saat ini tetap tidak berubah.
"Pada tingkat ini, kita semakin dekat ke keadaan di mana kita harus melakukan pemadaman listrik yang serupa dengan yang terjadi setelah gempa (minggu lalu)," kata Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) Koichi Hagiuda.
Selama konferensi pers, Hagiuda meminta tambahan 5% penghematan daya setiap jam dari pukul 3 hingga 8 malam, yaitu sekitar 2 juta kilowatt per jam.
Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno sebelumnya mendesak warga di Jepang timur yang terkena dampak kekurangan listrik untuk bekerja sama dengan pemerintah dan mengurangi penggunaan listrik.
"Kami meminta kerja sama Anda seperti dengan mengatur termostat Anda sekitar 20 derajat Celsius dan mematikan lampu yang tidak perlu," kata Matsuno saat konferensi pers.
Matsuno menambahkan bahwa masalahnya tidak segmenting melewati Selasa, karena cuaca yang lebih hangat diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Untuk menghindari pemadaman, Tepco berencana untuk meningkatkan output daya di pembangkit listrik termal yang tidak rusak dan meminta listrik dari perusahaan listrik lain. [rin]