WahanaNews.co | Serangan burung terhadap mesin kiri jet tempur siluman F-35A Korea Selatan (Korsel) jadi pemicu ngadatnya roda pendaratan pesawat, sehingga diputuskan untuk melakukan pendaratan perut atau belly landing pada awal bulan ini.
Serangan burung itu diungkap Angkatan Udara Korea Selatan pada pekan lalu. Namun, layanan militer itu mengatakan akan ada tindak lanjut penyelidikan untuk mengetahui kemungkinan penyebab lain dari kejadian tersebut.
Baca Juga:
Israel-Iran di Ambang Perang, AS kirim Jet Tempur F-22 ke Timur Tengah
Pengumuman itu merupakan hasil penyelidikan awal dari kerja sama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) tentang apa yang menyebabkan insiden 4 Januari 2022 itu terjadi.
Insiden itu terjadi di landasan pacu di sebuah pangkalan udara di Seosan, 151 kilometer selatan Seoul. Pilotnya berhasil keluar dari pesawat tanpa terluka.
Angkatan Udara Korea Selatan, seperti dikutip Yonhap, Senin (17/1/2022), menambahkan tim ahli AS akan mengunjungi Korea Selatan untuk penyelidikan tambahan mengenai rincian teknis, termasuk mengapa sistem elektronik penerbangan dan roda pendarat pesawat tidak berfungsi pada saat itu.
Baca Juga:
KBRI Korea Selatan: Dua WNI Terlibat Kasus Jet Tempur KF-21 Boramae
Layanan militer itu meminta media lokal untuk menahan diri dari laporan spekulasi tentang alasan pendaratan perut. Alasannya karena pertimbangan sensitivitas masalah, karena beberapa negara lain mengoperasikan model jet siluman canggih serupa.
Korea Selatan sejauh ini telah menerima lebih dari 30 unit jet tempur siluman F-35A dari AS di bawah rencana untuk mengerahkan total 40 unit. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.