WahanaNews.co, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberi pernyataan mengejutkan soal perang Arab.
Dalam update terbaru di AlJazeera yang mengutip Axios, serangan habis-habisan akan dilakukan Hizbullah dan Iran ke Israel, Senin (5/8/2024) ini.
Baca Juga:
Lebanon Kian Terancam, Netanyahu Sesumbar Hantam Hizbullah Tanpa Ampun
"Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken telah memberi tahu rekan-rekannya dari G7 bahwa serangan terhadap Israel oleh Iran dan Hizbullah dapat dimulai paling cepat hari Senin," tulis laman itu.
Hal ini didasarkan pada pernyataan tiga sumber anonim yang diberi pengarahan tentang perkembangan tersebut. Blinken bahkan disebut sangat frustrasi.
Ia dikatakan tak tahu bagaimana bentuk serangan yang akan dilakukan keduanya. Ia juga menekan para sekutu AS untuk memberi tekanan diplomatik kepada Iran dan Hizbullah agar meminimalisir balasan.
Baca Juga:
Komnas HAM Kutuk Israel Atas Serangan di Lebanon yang Melukai 2 Prajurit TNI
"Iran dan sekutunya di Lebanon, Hizbullah, telah berjanji untuk menanggapi pembunuhan oleh Israel terhadap pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan militer Hizbullah Fuad Shukr di Beirut," tambah laman itu.
"Sumber-sumber tersebut mengatakan Blinken menekankan bahwa AS yakin Iran dan Hizbullah akan membalas," muatnya lagi.
"Namun tidak seperti serangan Iran terhadap Israel pada tanggal 13 April, di mana Iran meluncurkan hampir 350 pesawat nirawak dan rudal serang ke Israel, dan Israel, AS, dan sekutu mereka bekerja sama untuk mencegat sebagian besar dari mereka, Blinken mengatakan tidak jelas seperti apa bentuk pembalasan yang akan dilakukan," jelas laman tersebut.
"Blinken mengatakan AS tidak mengetahui waktu pasti serangan tersebut tetapi menekankan bahwa serangan dapat dimulai paling cepat dalam 24-48 jam ke depan. Yang berarti paling cepat pada hari Senin," muat sumbernya.
Dikatakan bagaimana Blinken sempat merasa sudah mencapai terobosan terutama soal gencatan senjata. Namun semuanya berubah ketika pembunuhan, khususnya di Teheran, terjadi.
"Sekarang kesepakatan lebih dibutuhkan dari sebelumnya," kata sumber merujuk Blinken.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller menolak berkomentar. Sedangkan Komandan Komando Pusat AS, Jenderal Michael Kurilla, diperkirakan akan tiba di Israel pada hari Senin waktu setempat untuk menyelesaikan persiapan dengan Pasukan Pertahanan Israel menjelang kemungkinan serangan oleh Iran dan Hizbullah.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan pada Minggu malam. Ia disebut bertemu dengan dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan para kepala militer serta badan intelijen.
"Iran dan antek-anteknya ingin mengepung kita dalam cengkeraman terorisme," kata Netanyahu.
"Kami bertekad untuk melawan mereka di setiap lini dan di setiap arena dekat dan jauh. Siapa pun yang ingin menyakiti kita akan membayar harga yang sangat mahal," tambahnya.
Raja Arab Turun
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengunjungi Teheran pada Minggu. Safadi bertemu dengan penjabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri dan menyampaikan pesan dari Raja Abdullah II kepada presiden Iran, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Yordania.
"Saya tidak datang ke sini untuk menyampaikan pesan dari Israel atau menerima pesan untuk Israel. Saya datang ke sini untuk menyampaikan kekhawatiran tentang eskalasi regional," kata Safadi setelah pertemuannya di Teheran.
[Redaktur: Alpredo Gultom]