Komentar lebih lanjut tentang kurangnya kesiapan tempur Bundeswehr datang dari ketua Asosiasi Angkatan Bersenjata Jerman, Kolonel Andre Wustner, yang mengeklaim dalam sebuah wawancara pada hari Minggu kepada Bild bahwa dari sekitar 300 tank Leopard 2 yang ada, hanya 30% yang saat ini tersedia operasional.
Terlepas dari penilaian ini, Jerman telah memberikan dukungan ekstensif kepada Ukraina dalam konflik dengan Rusia, terkadang dengan mengorbankan kemampuan pertahanannya sendiri.
Baca Juga:
Dominasi China Berakhir, AS Kini Mitra Dagang Terbesar Jerman
Armin Papperger, CEO Rheinmetall—kontraktor militer utama negara itu—mengatakan kepada podcast Pioneer pada hari Selasa bahwa pemerintah mentransfer dua sistem pertahanan udara canggih ke Ukraina yang dimaksudkan untuk melindungi Ibu Kota Jerman, Berlin.
Pengiriman senjata lanjutan Berlin ke Ukraina juga mendapat protes di antara masyarakat Jerman.
Die Linke (Partai Kiri) mengadakan pertemuan umum pada hari Sabtu menyerukan Kanselir Scholz untuk berhenti mempersenjatai Kiev.
Baca Juga:
Bom Nuklir Terbaru AS B61-12 di Tangan Jerman, NATO Siap Cegah Ancaman Rusia
Melansir Sindonews, Rusia telah menyuarakan sikapnya atas pengiriman senjata Barat ke Kiev dalam banyak kesempatan. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan dalam wawancara Februari lalu dengan salurantelevisi Rossiya 24 bahwa jika senjata jarak jauh dipasok ke Kiev, pasukan Ukraina harus didorong mundur lebih jauh dari wilayah Rusia sebagai respons. [afs/eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.