WahanaNews.co | Bank sentral Rusia menangguhkan akses transfer uang milik warga asing non-penduduk ke rekening bank asing.
Hal itu dilakukan Moskow sebagai bentuk upaya menghindari penarikan uang dalam jumlah besar demi menjaga keuangan negara dari dampak rentetan sanksi internasional imbas invasi ke Ukraina.
Baca Juga:
Negara-negara Ini Mulai Merasakan Dampak dari Sanksi yang Diterima Rusia
"Untuk mencegah ekspor uang tunai dari pasar keuangan Rusia dan menjaga stabilitas keuangan, Bank Rusia sementara waktu menangguhkan tranfer dari rekening yang dimiliki entitas perusahaan non-residen dan individu sejumlah negara ke rekening bank asing," demikian bunyi pernyataan Bank Sentral Rusia menurut laporan kantor berita TASS pada Rabu (2/3/2022).
"Transfer uang dari warga non-penduduk Rusia tanpa rekening bank juga dibatasi hingga US$5.000 atau setara jumlah itu untuk setiap bulannya," lanjutnya.
Dilansir CNN, banyak warga asing, termasuk warga Indonesia, di Rusia mengeluh tak bisa menarik atau mengirim uang via rekening mereka terutama yang berlogo Visa dan Mastercard setelah dua raksasa jasa keuangan internasional itu memblokir akses seluruh bank Rusia.
Baca Juga:
AS Kendurkan Sanksi, Venezuela Segera Ekspor Minyak Besar-besaran
Namun, Bank Sentral Rusia mengatakan pembatasan ini tidak berlaku bagi warga negara Rusia dan warga asing dari negara-negara anggota Commonwealth of Independent States (CIS).
Keputusan ini diterapkan ketika mata uang rubel terus menunun dan bursa efek Moskow masih ditutup di hari ketiga ini demi menjaga perekonomian negara tetap stabil di tengah hujanan sanksi dan embargo ekonomi internasional.
Invasi besar-besaran yang dilakukan Rusia di bawah pimpinan Presiden Vladimir Putin terhadap Ukraina tak hanya memberikan dampak secara sosial, melainkan juga ekonomi.
Sejumlah konsekuensi harus ditanggung Rusia setelah banyak negara di dunia menjatuhkan sanksi ke mereka.
Sanksi ekonomi diberlakukan sejumlah negara di dunia mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Kanada, Australia, Jepang, hingga Uni Eropa.
Negara Paman Sam akan memblokir aset bernilai miliaran dolar di dua bank Rusia.
Tak hanya itu, aset pejabat elite negara komunis tersebut pun akan ditangguhkan.
Jerman juga menghukum Rusia dengan menghentikan sertifikasi pipa Nord Stream, jalur pipa gas alam yang menghubungkan Lubmin di Jerman menuju St Petersburg di Rusia.
Inggris turut akan membekukan aset 5 bank besar dan 3 konglomerat Rusia, yakni Gennady Timchenko, Boris Rotenberg dan Igor Rotenberg.
Tak ketinggalan, Uni Eropa akan melemahkan ekonomi Rusia dengan memblokir akses pasar keuangan dan teknologi yang ada di benua biru tersebut.
Mereka juga akan membekukan akses perbankan Rusia di Eropa.
Akibat hal tersebut, Rusia harus melakukan sejumlah penyesuaian moneter guna mempertahankan ekonominya dari gempuran sanksi.
Hujan sanksi dan kecaman dunia atas invasi Rusia ke Ukraina pun membuat rubel jatuh ke nilai terendahnya sepanjang sejarah.
Terhadap dolar AS saja, misalnya, rubel turun 53,77 persen. [gun]