WahanaNews.co | Singapura sedang mencermati dan meneliti penyebab lonjakan "tak biasa" kasus Covid-19 di negara itu pada Rabu (27/10) yang menembus rekor 5.324 kasus dalam 24 jam.
"Angka penularan sangat tinggi hari ini, tak seperti biasanya. Kebanyakan kasus positif Covid terdeteksi setelah tes di laboratorium hanya dalam kurun beberapa jam pada siang hari," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Singapura yang dikutip Reuters.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Pernyataan itu berlanjut, "Kementerian Kesehatan menyelidiki lonjakan kasus tak biasa dalam waktu singkat ini, dan memantau ketat tren ini dalam beberapa hari ke depan."
Lonjakan ini terjadi ketika Singapura kembali memperketat sejumlah aturan untuk mencegah penularan Covid-19. Singapura memperketat aturan ini pekan lalu, ketika kasus Covid-19 sedang tinggi dan sistem kesehatan hampir kewalahan.
Dengan pengetatan aturan ini, interaksi sosial kembali dibatasi. Misalnya, makan di restoran maksimal dua orang bersama.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Lonjakan ini mulai terpantau sejak awal September lalu. Sebelumnya Singapura tak pernah melaporkan kasus Covid-19 lebih dari seribu dalam sehari.
Namun, kasus Covid-19 di Singapura terus melonjak hingga mencapai di atas dua ribu sehari pada 28 September.
Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo, mengatakan bahwa ada sejumlah alasan hingga kasus Covid-19 di negara itu kembali merangkak naik dalam beberapa waktu terakhir, salah satunya vaksinasi.
Secara keseluruhan, 84 persen populasi Singapura sebenarnya sudah menerima vaksin dosis lengkap. Namun menurut Suryo, masih banyak lansia di Singapura yang tak mau divaksinasi.
"Karena Singapura ini wilayahnya sangat kecil, kemudian di rumah itu juga, ukuran rumahnya kecil-kecil dan jumlah orangnya banyak, muncul kekhawatiran di setiap rumah tangga itu menulari orang tuanya," tutur Suryo dalam dialog yang diadakan KPC PEN bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Selasa (28/9).
Ia kemudian berkata, "Kita tahu banyak orang tua di Singapura itu karena merasa tidak akan pernah bepergian ke luar negeri, jadi mereka tidak mau divaksinasi."
Tak hanya itu, Suryo juga menyatakan bahwa penyebaran virus corona varian Delta turut menjadi penyumbang lonjakan kasus Covid-19 di Singapura seperti di kebanyakan negara lainnya.
"Pengalaman dari Singapura, ketika varian baru (Delta) itu masuk, itu yang menjadi penyebab persoalan di Singapura, karena kasus impor di Singapura sebetulnya sangat rendah. Kasus penularan di dalam Singapura yang sangat tinggi," ujar Suryo. [rin]