Meskipun belum dipastikan apakah helikopter melampaui batas tersebut, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengindikasikan bahwa ketinggian helikopter kemungkinan menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan.
Koziol menambahkan bahwa penyidik masih perlu menganalisis data penerbangan sebelum menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi.
Baca Juga:
Tak Mau Ketinggalan, Inggris Lirik Jet F-35A untuk Kuasai Langit dengan Bom Nuklir
"Kedua pesawat memiliki perekam data yang akan memberikan informasi akurat setelah kami berhasil memulihkannya. Data ini akan membantu kita mengungkap fakta yang sesungguhnya," jelas Koziol.
Presiden Donald Trump membuka konferensi pers dengan mengheningkan cipta untuk menghormati para korban, menyebut tragedi ini sebagai "momen penuh duka" bagi AS.
Namun, dalam konferensi pers tersebut, Trump lebih banyak menyalahkan pihak lain secara politis, menyerang kebijakan mantan Presiden Joe Biden, dan mengkritik upaya keberagaman di FAA yang ia klaim menyebabkan penurunan standar—meskipun ia juga mengakui bahwa penyebab kecelakaan masih belum jelas.
Baca Juga:
Mesir Lirik J-35 China, Sinyal Retaknya Ikatan Militer dengan AS
Tanpa bukti konkret, Trump menyalahkan petugas pengatur lalu lintas udara, pilot helikopter, serta kebijakan Partai Demokrat di badan federal.
Ia bahkan menuduh FAA secara sengaja merekrut pekerja dengan gangguan intelektual berat, masalah kesehatan mental, dan kondisi fisik lain sebagai bagian dari kebijakan inklusi.
Operasional penerbangan di Bandara Nasional Ronald Reagan kembali berjalan sekitar tengah hari pada Kamis waktu setempat.