“Beberapa rumor tentang konfrontasi dengan agen metro… tidak benar dan rekaman CCTV membantah klaim tersebut,” katanya kepada Irna.
Rekaman tersebut menunjukkan Armita, dengan rambut terbuka, berjalan ke kereta di peron bersama dua gadis lainnya.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Beberapa saat kemudian, salah satu gadis itu mundur dari kereta dan membungkuk.
Dia dan beberapa penumpang lainnya kemudian terlihat menggendong Armita yang tidak sadarkan diri di lengan dan kakinya sebelum membaringkannya di peron.
Beberapa pengguna media sosial Iran mencatat bahwa video yang dirilis oleh pihak berwenang hanya menunjukkan peron dan bukan bagian dalam kereta. Rekaman pintu masuk stasiun, tempat pemeriksaan hijab, juga tidak dirilis.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Kasus tersebut juga mirip dengan kasus Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun yang meninggal dalam tahanan pada September 2022 setelah ditahan oleh polisi moral di Teheran karena diduga mengenakan jilbabnya.
Mengutip Sindonews, saksi mata mengatakan dia dipukuli oleh petugas, namun pihak berwenang menghubungkan kematiannya dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.
Video CCTV yang memperlihatkan Amini pingsan di pusat penahanan dan foto dirinya di rumah sakit membuat marah banyak warga Iran, dan protes anti-pemerintah meletus di seluruh negeri ketika dia meninggal setelah tiga hari dalam keadaan koma.