WahanaNews.co | Ribuan warga Rusia berbondong-bondong meninggalkan rumahnya demi pindah ke Finlandia usai Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi parsial komando cadangan (Komcad) pada Rabu (21/9).
Berdasarkan keterangan sejumlah penjaga perbatasan, sekitar 7.000 orang masuk ke Finlandia dari Rusia pada Kamis (22/9). Sekitar 6.000 orang merupakan warga Rusia.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Badan tersebut juga menyampaikan sebanyak tiga orang mencari suaka pada Kamis. Sementara itu, pengajuan suaka ini tak terjadi pada pekan lalu.
Selain itu, penjaga perbatasan mengungkapkan lalu lintas di perbatasan tenggara Finlandia-Rusia padat pada hari ini, Jumat (23/9).
"Pada pagi ini, [lalu lintas] tetap ramai, mungkin meningkat sedikit ketimbang kemarin," kata seorang juru bicara penjaga perbatasan pada Jumat.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Di Vaalimaa, yang merupakan titik penyeberangan tersibuk saat ini, antrean mobil mencapai 400 meter pada Jumat. Antrean itu lebih panjang ketimbang sepekan sebelumnya.
"Dibandingkan pada Jumat pekan lalu, kemacetan lebih banyak terjadi. Kami memprediksi lalu lintas bakal terus padat hingga akhir pekan," kata wakil kepala pos Vaalimaa, Elias, Laine, kepada Reuters.
Orang-orang yang pergi menggunakan mobil dan bus harus menjalani pengecekan berkas sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Penjaga perbatasan bahkan sempat mengecek beberapa kendaraan.
Tak hanya di Vaalimaa, antrean juga terjadi di titik penyeberangan Nuijamaa.
Sebagaimana dilansir Reuters, perpindahan masyarakat dari Rusia ke Finlandia terjadi usai Putin mengumumkan mobilisasi militer secara parsial.
Kebijakan tersebut membuat beberapa warga khawatir bakal ditugaskan turun ke medan perang.
"Secara teknis, saya adalah murid, saya seharusnya tidak perlu takut bakal ditugaskan [wajib militer], tetapi kita melihat situasi berubah sangat cepat, jadi saya berpikir masih ada potensi [ditugaskan ke medan perang]," kata Max ketika diwawancara Reuters.
"Saya hanya ingin selamat," lanjutnya.
Max sendiri mengatakan ia pergi ke Finlandia untuk naik pesawat menuju Jerman agar dapat mengunjungi kerabatnya.
Sampai saat ini, Finlandia masih membuka perbatasannya untuk menyambut warga Rusia.
Namun, Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan pemerintah sedang menimbang risiko dari perjalanan masyarakat lewat Finlandia dan mempertimbangkan mengurangi transit dari Rusia. [rin]