WahanaNews.co | Menyusul berbagai ancaman bagi kedaulatannya, Indonesia saat ini tengah berburu jet tempur terbaik di dunia.
Seperti yang diketahui, Indonesia hampir menerima Su-35 dari Rusia.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Namun, kini kesepakatan itu sudah batal dan berganti pilihan termasuk Rafale dan F-15EX.
Dilansir dari Eurasian Times, menurut Panglima TNI, dia menerima delegasi dari Boeing yang menginformasikan bahwa jika Jakarta menandatangani perjanjian Eagle II, pesawat itu akan dikirim mulai 2027.
Untuk pelantikan 36 Dassault Rafale, bisa mulai 2024.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Ambisi Indonesia untuk memperkuat militernya mungkin tak jauh dari ancaman China.
Seperti yang diketahui, China meminta Indonesia untuk menghentikan pengeboran minyak dan gas alam di laut lepas pantai, Kepulauan Natuna.
Sebenarnya, perairan ini termasuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Wilayah ini juga berbatasan dengan ZEE Malaysia dan Vietnam dan berjarak 2000 kilometer dari wilayah Cina terdekat pulau Hainan.
Namun, China tak peduli dan mengklaim bahwa jalur air tersebut termasuk ke dalam klaim teritorialnya yang bernama "sembilan garis putus-putus".
Indonesia tentu tak menghentikan pengeboran sehingga membuat China jengkel.
Selama empat setengah bulan pengeboran, baik kapal China dan Indonesia saling membayangi di sekitar ladang minyak dan gas, sering datang dalam jarak 1 mil laut satu sama lain.
Di sisi lain, China juga tak senang saat Indonesia punya hubungan lengket dengan AS.
Pada 25 September, kapal induk Amerika USS Ronald Reagan datang dalam jarak 7 mil laut.
Ini mungkin pertama kalinya sebuah kapal induk AS beroperasi dalam jarak sedemikian dekat dengan kebuntuan yang sedang berlangsung di Laut Cina Selatan.
Akibat hal ini, China bahkan mengirim empat kapal sekaligus.
China juga mengirim surat kedua ke Indonesia.
Surat ini memprotes latihan militer Perisai Garuda yang sebagian besar berbasis darat pada bulan Agustus, yang melibatkan 4.500 tentara dari Amerika Serikat dan Indonesia.
Meskipun latihan ini telah menjadi acara rutin sejak 2009, itu adalah protes pertama China. [qnt]