WahanaNews.co | Baku tembak pecah antara pasukan Taliban Afghanistan dan Pakistan pekan ini di perbatasan antara kedua negara.
Taliban mengklaim bentrok itu dipicu Pakistan yang membangun satu pos militer.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Bentrokan terjadi di perbatasan di Provinsi Paktia, Afghanistan, dan wilayah Kurram, Pakistan, awal pekan ini.
Insiden itu dilaporkan menyebabkan jumlah korban yang tidak jelas di kedua belah pihak.
Menurut pernyataan pada Rabu oleh juru bicara Taliban, Bilal Karimi, "Pasukan Pakistan mencoba mendirikan satu pos militer di dekat garis perbatasan, setelah itu pihak berwenang Afghanistan berusaha mendekati dan berbicara dengan para pejabat Pakistan.”
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
“Namun mereka tampaknya ditembaki. Kedua belah pihak terlibat baku tembak, yang mungkin mengakibatkan hilangnya nyawa," ujar Karimi.
Juru bicara tersebut menyatakan pemerintah Afghanistan sedang menyelidiki masalah ini dan mengungkapkan kepemimpinan kedua negara telah berhubungan untuk memastikan insiden seperti itu tidak terulang.
Namun, pihak militer Pakistan mengklaim, "teroris dari dalam Afghanistan" menembaki pasukan Pakistan yang ditempatkan di Kurram, yang mengakibatkan "korban besar" bagi para pemberontak itu.
Pernyataan itu menambahkan, "Pakistan mengutuk keras penggunaan tanah Afghanistan oleh teroris untuk kegiatan melawan Pakistan dan mengharapkan pemerintah Afghanistan tidak akan mengizinkan melakukan kegiatan seperti itu di masa depan."
Selain bentrokan itu, Islamabad juga dilaporkan meminta pemerintah Taliban mencari dan menangkap Masood Azhar, kepala kelompok teroris yang ditunjuk PBB, Jaish-e-Muhammad (JeM), yang menurut Pakistan mencari perlindungan di Afghanistan.
Namun, Taliban membantah kehadirannya di Afghanistan, menekankan dalam pernyataan, "Imarah Islam Afghanistan tidak mengizinkan oposisi bersenjata di wilayahnya untuk beroperasi melawan negara lain."
Taliban meminta Islamabad dan "semua pihak menahan diri dari tuduhan semacam itu yang tidak memiliki bukti dan dokumentasi. Tuduhan media semacam itu dapat berdampak buruk pada hubungan bilateral." [gun]