"(Beberapa) individu yang tengah menghubungi kami mengatakan tentang bagaimana mereka mendapatkan email misterius dari orang yang mengklaim berhubungan dengan Rainbow Railroad, menanyakan informasi dan paspor mereka. Itu cara kami mengetahui kalau informasi (masyarakat LGBTQ) telah tersebar," ucap Powell dalam wawancaranya dengan France24.
Sebelumnya, beredar kabar kalau kaum LGBTQ tengah diburu Taliban. Mereka bersembunyi dalam ketakutan dan kelaparan karena kehabisan makanan.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Kabar ini menjadi perhatian setelah aktivis di luar Afghanistan mengaku dihubungi ratusan orang LGBTQ yang meminta tolong untuk dievakuasi agar dapat kabur dari Taliban.
Dua aktivis mengaku bahwa mereka punya dua daftar nama berisi ratusan nama para anggota LGBTQ yang meminta bantuan, salah satunya Rabia Balkhi.
"Situasinya semakin buruk setiap hari. Ketakutan ditangkap menjadi bagian hidup saya sekarang dan saya sangat stres sampai tak bisa tidur," ujar Balkhi, dari lokasi yang dirahasiakan.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Sejumlah orang LGBTQ lainnya mengatakan bahwa mereka bersembunyi di ruangan sempit atau ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Mereka hanya dapat menatap tembok dan tak hentinya melihat ponselnya, menanti waktu yang tepat untuk kabur. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.