Menurut laporan New York Times, tank-tank Abrams ternyata lebih rentan terhadap serangan drone daripada perkiraan awal beberapa pejabat dan ahli.
Laporan tersebut mengutip seorang sejarawan dan ahli militer Austria, Kolonel Markus Reisner, yang menggambarkan situasi tersebut sebagai "istimewa".
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Lebih lanjut, laporan media Amerika itu menggambarkan UAV Rusia sebagai "pembunuh tank yang sangat akurat dan memiliki biaya rendah".
New York Times menulis, "ketepatan drone tersebut melebihi 90%," dan drone itu juga mampu menyerang kendaraan lapis baja berat di titik yang paling rentan.
"Drone tersebut hanya bernilai USD500, dan dapat menghancurkan tank Abrams senilai USD10 juta," tambah laporan New York Times.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Surat kabar tersebut juga mengakui bahwa tidak ada cara yang "mudah atau tunggal" untuk melindungi tank dari serangan drone.
Tank Abrams buatan AS muncul di garis depan pada akhir Februari sebagai bagian dari upaya Ukraina untuk menghentikan kemajuan pasukan Rusia setelah merebut kota Avdiivka di Donbas.
Sebanyak 31 tank M1 Abrams telah dijanjikan kepada Kyiv pada awal tahun lalu, sebelum serangan balasan Ukraina yang berujung bencana.