Sebagian kemarahan publik ditujukan kepada Abdul Hassan, putra presiden, yang menurut laporan Africa Intelligence, memimpin "satuan tugas informal" beranggotakan polisi dan intelijen untuk mengamankan pemilu. Kelompok itu dituding terlibat dalam penculikan para aktivis dan kritikus pemerintah, termasuk influencer media sosial populer Niffer, yang ditangkap karena membuat video satir terkait protes.							
						
							
							
								Presiden Hassan naik ke tampuk kekuasaan pada 2021 setelah kematian mendadak pendahulunya, John Magufuli. Ia sempat dipuji karena membuka ruang kebebasan politik, namun reputasinya merosot seiring meningkatnya represi terhadap oposisi.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Geger Pernyataan 'Suara Bukan Segalanya', Menteri Tanzania Dicopot
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Penantang utamanya, Tundu Lissu dari partai Chadema, kini diadili atas tuduhan pengkhianatan dengan ancaman hukuman mati, sementara kandidat lain, Luhaga Mpina dari ACT-Wazalendo, didiskualifikasi karena alasan teknis.							
						
							
							
								Dengan inflasi yang mencapai 3,1% dan pendapatan per kapita sekitar Rp54 juta per tahun (setara US$3.300), kekacauan politik ini dikhawatirkan akan memperburuk ekonomi Tanzania yang bergantung pada pariwisata dan ekspor mineral.							
						
							
							
								[Redaktur: Alpredo Gultom] 							
						
					 
					
						Ikuti update 
berita pilihan dan 
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik 
https://t.me/WahanaNews, lalu join.