WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Republik Tanzania memberikan pelatihan kepada 20 pelaku industri pertambangan batu bara dan mineral (minerba) Tanzania terkait keselamatan kerja.
Pelatihan yang digelar selama 30 hari itu merupakan bentuk kerja sama dan kontribusi Indonesia dalam memajukan pertambangan di negara Benua Afrika tersebut.
Baca Juga:
Jokowi Sambut Presiden Tanzania Samia Suluhu di Istana Bogor
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ESDM (BPSDM ESDM) Kementerian ESDM Prahoro Nurtjahyo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (03/11/23) mengatakan terdapat banyak persamaan antara Indonesia dan Tanzania, yang mana kedua negara memiliki cadangan batu bara, emas, dan gas alam yang melimpah.
Menurut dia, para peserta akan diajarkan mengenai keselamatan kerja pertambangan minerba, yang dapat diaplikasikan langsung di lapangan.
"Sektor energi dan sumber daya mineral memiliki risiko yang sangat besar dengan adanya penggunaan peralatan berat di medan yang cukup berat, sehingga kelalaian yang sifatnya kecil dapat menimbulkan kecelakaan fatal," ujar Prahoro saat membuka pelatihan terkait Keselamatan Kerja Pertambangan yang merupakan kerja sama antara Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Indonesia (LDKPI) Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM, serta diikuti perwakilan Kementerian Mineral Tanzania di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Minerba, Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/11/2023).
Baca Juga:
Wamenlu RI Terima Kunjung Menlu Tanzania, Bahas Persiapan Kunjungan Presiden Samia Suhulu
Prahoro pun berharap melalui diklat tersebut dapat memberikan pengetahuan yang memadai terkait keselamatan kerja tambang batu bara dan mineral dengan menekankan pada proses yang sudah berhasil diterapkan di Indonesia.
Ke depannya, lanjutnya, hubungan kerja sama kedua negara, yang telah terjalin sejak 1964, dengan ditandai pembukaan kedutaan besar Indonesia di Dar Es Salaam dan berlanjut Tanzania, yang membuka kedutaannya di Jakarta pada 2022, dapat terus meningkat.
"Sejak momen itu hubungan antara kedua negara semakin erat ditandai dengan adanya diklat ini," jelas Prahoro.