WahanaNews.co, Jakarta - Tentara Israel mengepung Rumah Sakit Al Amal dan Nasser di Jalur Gaza pada Minggu, 24 Maret 2024.
Serangan tersebut menyebabkan satu staf dari Organisasi Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) dan satu warga Palestina meninggal dunia.
Baca Juga:
Nabil Abu Rudeineh: Persetujuan Bantuan AS ke Israel Seperti Pembunuhan Warga Palestina
Dua korban meninggal dunia yang meninggal akibat ditembak Israel di kepala belum dievakuasi keluar dari RS. PCRS mengatakan mereka membutuhkan bantuan untuk mengevakuasi keduanya.
"Ada kebutuhan untuk mengevakuasi para pasien dan korban luka, serta jenazah kedua syuhada, rekan kami Amir Abu Aisha dan seorang korban luka yang dirawat di RS, yang mati syahid hari ini setelah ditembak di kepala," ujar PCRS di X (dulu Twitter).
Meski demikian, pengungsi dan pasien yang bisa bergerak secara mandiri sudah dievakuasi ke daerah Mawasi yang berada di barat Khan Younis. Namun, belum semua staf medis dan pasien berhasil mengevakuasikan diri dari rumah sakit.
Baca Juga:
Menlu Iran Ledek Serangan Drone Israel: Mirip Mainan Bocah
"Saat ini masih ada staf rumah sakit bersama dengan 9 pasien dan 10 orang pendamping, serta satu keluarga pengungsi dengan anak-anak penyandang fasilitas," cuit akun @PalestineRCS.
PCRS mengatakan Israel menembakkan bom asap ke dalam rumah sakit sehingga menyerang staf medis, orang-orang yang dirawat, hingga warga Palestina yang mencari perlindungan di dalam RS AlAmal.
"Bom asap ditembakkan ke rumah sakit untuk memaksa staf, yang terluka, dan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal untuk meninggalkan RS tersebut," ungkapnya.