WahanaNews.co | Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, disebut-sebut kabur dari negaranya secara
tergesa-gesa.
Ia bahkan kabur tanpa
membawa baju ganti dan uang saat Taliban mulai menyerbu Kabul.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Hal ini diungkap oleh
salah satu penasihat senior Ghani.
Menurutnya, satu-satunya
baju yang dibawa adalah baju yang melekat di tubuhnya.
Ghani bahkan dikabarkan
pergi tanpa membawa uang sepeser pun
saat itu.
Baca Juga:
Afghanistan Kembali Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo
Saat kabur itu, Ghani melewati dua negara tanpa uang di
kantongnya.
"Dia pergi ke
Termez di Uzbekistan, di mana dia menghabiskan satu malam, dan kemudian dari sana ke Uni Emirat Arab (UEA).
Tidak ada uang bersamanya. Dia benar-benar hanya memiliki pakaian yang dia
kenakan," ujarnya.
Sebelumnya, beredar
rumor Ghani kabur dari dengan membawa uang tunai jutaan dolar.
Lewat pesan Facebook, Ghani berkilah, ia sengaja menghindari tentara Taliban untuk mencegah
terjadinya pertumpahan darah.
Pada detik-detik
terakhir sebelum kepergiannya, Ghani bertemu dengan salah satu anggota
terkemuka dari kelompok yang bersekutu dengan Taliban dan Al Qaeda.
Saat itu, Ghani diminta
secara blak-blakan untuk menyerahkan kekuasaannya.
Namun, penasihat senior
itu juga mengatakan, pemerintahan Ghani sebelumnya telah membuat kesepakatan
dengan Amerika Serikat (AS) untuk menyerah dengan damai dan mengundurkan diri.
"Pembicaraan ini
sedang berlangsung ketika Taliban datang ke kota. Taliban memasuki Kota Kabul dari berbagai titik, intelijen kami
menafsirkan sebagai serangan agresif yang terus menerus," ujar penasihat
senior kepada CNN, Sabtu (21/8/2021).
"Sejak lebih dari
setahun lalu kami menerima laporan intelijen bahwa Presiden akan dibunuh jika
terjadi pengambilalihan," tambah pejabat itu.
Sementara itu, Wakil
Presiden, Amrullah Saleh,
melarikan diri pada Minggu (22/8/2021) pagi.
Amrullah menuju utara ke
Lembah Panjshir.
Banyak orang lainnya
melarikan diri dari kompleks kepresidenan, "tidak lama setelah terjadi baku tembak di
luar istana. Orang-orang di kota itu panik dan banyak personel keamanan
meninggalkan pos mereka," ucapnya.
"Pada saat itu,
tujuan kami adalah menyelamatkan kota dan warganya dari pertempuran di jalanan.
Ini dipertahankan dan kesepakatan yang telah kami mulai negosiasikan yang
berlanjut hari ini di tangan mantan kepala eksekutif Afghanistan, Abdullah Abdullah, dan mantan Presiden, Hamid Karzai," imbuhnya.
Sebelumnya, Ghani
dikritik oleh banyak pihak karena meninggalkan Afghanistan di tengah kepungan
Taliban.
Sampai saat ini, kondisi Afghanistan masih dipenuhi oleh Taliban yang
berpatroli di kota-kota.
Sejumlah WNA mencoba
melarikan diri.
Namun, banyak di antara
mereka yang berujung meninggal dan tak sedikit pula yang dikabarkan diculik
saat mencoba melarikan diri. [dhn]