WahanaNews.co |
Saat ini, PM Malaysia Muhyiddin tengah menghadapi tekanan oposisi dan pembelot
di koalisinya. Peningkatan signifikan jumlah positif Covid-19 telah mengguncang
perekonomian. Akibatnya, dia mendesak keras parlemen meloloskan anggaran 2021
untuk penanganan pandemi.
Baca Juga:
Ambisi Malaysia Bangkit di ASEAN Terganjal Penolakan Jauregizar dari Bilbao
"Saya berharap semua anggota parlemen dapat mengesampingkan
perbedaan politik untuk memastikan bahwa Anggaran 2021 disetujui untuk
kepentingan rakyat dan negara," ujar dia dalam pidato yang disiarkan televisi.
Dia menambahkan, "Pemahaman dapat dibingkai di antara
anggota parlemen."
Raja Malaysia juga mendesak para anggota parlemen pekan ini
untuk mengesampingkan sengketa politik untuk mengesahkan anggaran
Baca Juga:
BNN dan Bea Cukai Ungkap Sindikat Narkoba Internasional, Sita 683 Kg Barang Terlarang
Pemerintahan Muhyiddin dijadwalkan mempresentasikan anggaran
pertamanya pada 6 November, di tengah tantangan untuk jabatan perdana menteri
oleh pemimpin oposisi Anwar Ibrahim.
Kredibilitas perdana menteri berkurang setelah dia gagal
mendapatkan persetujuan kerajaan untuk mengumumkan aturan darurat.
Muhyiddin mendapat tekanan dari mitra koalisi yang tidak
bahagia yang menuntut posisi lebih kuat di pemerintahan.
Dia juga mengatakan pemilu yang harus digelar di negara
bagian Sabah dan Sarawak di Kalimantan tidak dapat dihindari, meskipun ada
lonjakan infeksi virus corona baru-baru ini, kecuali keadaan darurat diumumkan.
Malaysia melaporkan 659 kasus baru sehingga jumlah total
infeksi menjadi 31.548, di mana hampir setengahnya berada di Sabah.
Tidak ada korban jiwa baru yang dilaporkan, sehingga total
jumlah kematian sebanyak 249 orang. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.