WahanaNews.co | Akhirnya ketahuan. Ternyata drone Iran yang ditembak jatuh di Ukraina tahun 2022 lalu dipadati sejumlah komponen buatan 13 perusahaan AS.
Temuan itu diinformasikan dinas intelijen Ukraina yang diperoleh CNN.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Dari 52 komponen drone kamikaze Shahed-136 buatan Iran, 40 di antaranya diproduksi oleh perusahaan AS, sebagaimana dilansir The National, Kamis (5/1/2023).
Sedangkan 12 sisanya dibuat oleh sejumlah perusahaan yang masing-masing berbasis di Kanada, Swiss, Jepang, Taiwan, dan China.
Rusia diyakini telah menghabiskan stok Shahed-136 pada November 2022 setelah meluncurkan sekitar 400 unit ke Ukraina.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Sejauh ini, AS berupaya mencari cara untuk mengekang produksi drone Iran melalui sanksi dan kontrol ekspor.
Washington juga sedang berbicara dengan beberapa perusahaan swasta yang suku cadangnya telah digunakan dalam produksi drone Iran.
“Kami sedang menilai langkah lebih lanjut yang dapat kami ambil dalam hal kontrol ekspor untuk membatasi akses Iran ke teknologi yang digunakan dalam drone,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson.
AS sebelumnya telah menjatuhkan sanksi pada beberapa perusahaan dan orang-orang yang dituduh memproduksi atau mentransfer drone Iran yang digunakan Rusia menyerang infrastruktur sipil di Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengeklaim bahwa Rusia berencana untuk meningkatkan penggunaan drone buatan Iran.
“Kami mendapat informasi bahwa Rusia sedang merencanakan serangan lanjutan dengan Shahed,” kata Zelensky pada Senin (2/1/2023).
Drone Shahed-136 yang dikembangkan Iran berfungsi untuk menetralisir target dari jarak jauh. Drone ini membuat Iran ngetop di kancah global dalam teknologi drone kamikaze, usai terlihat sukses dalam perang Rusia Ukraina.
Drone ini memiliki konfigurasi sayap delta dengan kemudi yang menstabilkan di ujungnya. Bentuk elegan dicapai dengan memusatkan badan pesawat dan memadukannya dengan elemen sayap.
Bagian hidung berisi hulu ledak dan perangkat optik yang diperlukan untuk serangan presisi. Mesin diposisikan di bagian belakang badan pesawat dan menggerakkan baling-baling pendorong dengan dua bilah.
Drone diluncurkan hampir secara horizontal dengan kemiringan tertentu secara sederhana, dan fase pertama penerbangan dibantu Rocket-Assisted Take-Off (RATO). Segera setelah peluncuran, roket dibuang, dan unit mesin konvensional drone mengambil alih.
Drone ini dipersenjatai dengan empat atau delapan rudal, dan jika perlu, dapat dilengkapi dengan perangkat penghancur sendiri. Setelah menembakkan semua amunisi bisa menghancurkan target dan meledak. [rna]